Rabu, 17 November 2010

Siklus Hidup Sistem

5.1 Dasar Perencanaan Sistem Informasi Berbasis Komputer
Konsep siklus hidup system cocok dengan segala sesuatu yang lahir, tumbuh
berkembang menjadi matang dan akhirnya mati. Pola ini juga berlaku untuk system
berbasis komputer seperti aplikasi pengolahan data, atau system pendukung keputusan
(decision support system – DSS)
Siklus hidup system terdiri dari lima tahap. Empat tahap yang pertama : Perencanaan,
analisis, rancangan, dan penerapan, dimaksudkan bagi pengembangannya. Tahap
kelima dimaksudkan untuk penggunaannya.
Siklus hidup system merupakan penerapan pendekatan system untuk tugas
mengembangkan dan menggunakan system berbasis komputer. Siklus hidup system itu
sendiri merupakan metodologi, tetapi polanya lebih dipengaruhi oleh kebutuhan untuk
mengembangkan system yang lebih cepat.

5.2 Siklus Hidup Sistem
SLC adalah proses evolusioner yang diikuti dalam menerapkan system atau subsistem
informasi berbasis komputer. SLC terdiri dari serangkaian yang erat yang mengikuti
langkah-langkah pendekatan system. Karena tugas-tugas tersebut mengikuti suatu pola
yang teratur dan dilakukan secara top-down, SLC sering disebut sebagai Pendekatan
Air terjun (waterfall approach).

􀂉 Tahap-tahap siklus hidup system, yang dikenal dengan SLC dan SDLC.
􀂉 Pengelolaan Siklus Hidup yang dikelola oleh unit jasa informasi
􀂉 Tanggung Jawab ekesekutif.
􀂉 Komite Pengarah SIM

Komite Pengarah SIM melaksanakan 3 fungsi utama :
1. Menetapkan kebijakan yang memastikan dukungan komputer untu mencapai
tujuan strategis perusahaan
2. Menjadi Pengendali keuangan dengan bertindak sebagai badan yang
berwebnang memberi persetujuan bagi semua permintaan dana yang
berhubungan dengan komputer.
3. Menyelesaikan pertentangan yang timbul sehubungan dengan prioritas
penggunaan komputer.

Keuntungan dari komite pengarah sim:
1. Semakin besar kemungkinan komputer akan digunakan untuk mendukung
pemakai diseluruh perusahaan
2. Semakin besar kemungkinan proyek-proyek komputer akan mempunyai
perencanaan dan pengendalian yang baik.

- Fase Perencanaan
Keuntungan dari merencanakan proyek CBIS :
􀂾 Menentukan lingkup dari proyek
􀂾 Mengenali berbagai area permsalahan potensial
􀂾 Mengatur urutan tugas
􀂾 Membersihkan dasar untuk pengendalian

LANGKAH – LANGKAH DALAM TAHAP PERENCANAAN
1. Menyadari masalah
2. Mendefinisikan masalah
3. Menentukan tujuan system
4. Mengidentifikasi kendala-kendala system
5. Membuat studi kelayakan
Studi kelayakan adalah suatu tinjauan sekilas pada factor-faktor utama yang
akan mempengaruhi kemampuan system untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Ada enam dimensi kelayakan :
a. Teknis
b. Pengembalian ekonomis
c. Pengembalian non ekonomis
d. Hukum dan etika
e. Operasional
f. Jadwal
6. Mempersiapkan usulan Penelitian system
7. Menyetujuai atau menolak penelitian proyek
8. Menetapkan mekanisme pengendalian

- Fase Analisis, Langkah-langkahnya :
1. Mengumumkan Penelitian Sistem
2. Mengorganisasikan tim proyek
3. Mendefinisikan kebutuhan informasi
4. Mendefinisikan Kriteria Kinerja system
5. Menyiapkan usulan rancangan
6. Menyetujui atau Menolak rancangan proyek.

- Fase Desain, Langkah-langkahnya :
1. Menyiapkan rancangan system yang terinci.
2. Mengidentifikasi berbagai alternatif konfigurasi system.
3. Mengevaluasi berbagai alternatif konfigarusi system
4. Memilih konfigurasi terbaik
5. Menyiapkan usulan penerapan
6. Menyetujui atau menolak penerapan system

- Fase Penerapan, Langkah-langkahnya :
1. Merencanakan Penerapan
2. Mengumumkan penerapan
3. Mendapatkan sumber daya hardware
4. Mendapatkan sumber daya software
5. Menyiapkan database
6. Menyiapkan fasilitas fisik
7. Mendidik peserta dan pemakai
8. Menyiapkan usulan Cutover
Cotuver : Proses menghentikan penggunaan system lama dan memulai
menggunakan system baru.
9. Menyetujui atau menolak masuk ke system baru
10. Masuk ke system baru

Ada 4 pendekatan dasar :
• PILOT (percontohan)
• IMMEDIATE (Serentak)
• PHASED (Bertahap)
• PARALEL (Paralel)

- Fase Penggunaan, Langkah-langkahnya :
1. Menggunakan system
2. Audit system
3. Memelihara sistem
4. Menyiapkan usulan rekayasa ulang
5. Menyetujui atau menolak rekayasa ulang system.

5.3 PROTOTYPING
Prototipe memberikan ide bagi pembuat maupun pemakai potensial tentang cara
system berfungsi dalam bentuk lengkapnya. Proses menghasilkan sebuah prototype
disebut Prototyping.

JENIS-JENIS PROTOTIPE :
PROTOTIPE JENIS I, langkah-langkahnya :
1. Mengidentifikasikan kebutuhan pemakai
2. Mengembangkan prototype
3. Menentukan apakah prototype dapat diterima
4. Menggunakan prototype.
PROTOTIPE JENIS II, langkah-langkahnya :
1. Langkah 1 sampai 3 sama dengan Prototipe jenis I
4. Mengkodekan system operasional
5. Menguji system operasional
6. Menentukan jika system operasional dapat diterima
7. Menggunakan system operasional.

Daya tarik prototyping :
􀂉 Komunikasi antara analis system dan pemakai membaik
􀂉 Analis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai
􀂉 Pemakai berperan lebih aktif dalam pengembangan system
􀂉 Spesialis informasi dan pemakai menghabiskan lebih sedikit waktu dan usaha
dalam mengembangkan system
􀂉 Penerapan manjadi lebih mudah karena pemakai mengetahui apa yang
diharapkannya.

Potensi kegagalan Prototyping :
􀂉 Ketergegasn dalam membuat prototype
􀂉 Prototipe yang tidak realistis dari system operasional
􀂉 Prototipe jenis I mungkin tidak seefisien system yang dikodekan dalam bahasa
program
􀂉 Interaksi manusia dg. Komputer yang disediakan oleh peralatan prototyping
tertentu tidak mencerminkan teknik perancangan yang baik.
RAD (Rapid Application Development) = Pengembangan aplikasi cepat
RAD adalah seperangkat strategi, metodologi dan peralatan yang terintegrasi yang ada
dalam satu kerangka kerja menyeluruh

Unsur –unsure RAD :
􀂉 Manajemen
􀂉 Manusia
􀂉 Metodologi
􀂉 Peralatan
CASE (Computer Aided Software Engineering)
Merupakan kategori perangkat lunak yang bertujuan mengalihkan sebagian beban
kerja pengembangan system dari manusia ke komputer.

Empat kategori dalam CASE :
1. Peralatan CASE tingkat atas
2. Peralatan CASE tingkat menengah
3. Peralatan CASE tingkat bawah
4. Peralatan CASE terintegrasi

PENDEKATAN SISTEM

4.2 Pendekatan Sistem
Manajer memecahkan masalah agar perusahaan dapat mencapai tujuanny. Selama
proses pemecahan masalah manajer membuat berbagai keputusan dan beberapa
elemen pemecahan masalah harus ada. Ketika proses pemecahan masalah mulai
berjalan, manajer berhati-hati dalam membedakan gejala dengan sebab.
Struktur masalah mempengaruhi cara pemecahan masalah. Masalah yang tidak
terstruktur harus dipecahkan oleh manajer, tetapi msalah yang terstruktur dapat
dipecahkan oleh komputer. Manager dan komputer dapat bekerja sama untuk
memecahkan masalah semi terstruktur.
Suatu pendekatan sistematis untuk pemecahan masalah telah dibuat dan disebut
pendekatan system. Pendekatan system terdiri dari tiga jenis usaha : persiapan, definisi
dan solusi. Dalam mempersiapkan pemecahan masalah, manajer memandang
perusahaan sebagai suatu system, Memahami lingkungan perusahaan dan
mengidentifikasi subsistem-subsistem dalam perusahaan. Dalam mendefinisikan
masalah, manajer bergerak dari tingkat system ke subsistem dan menganalisa bagianbagian
system menurut urutan tertentu. Dalam memecahkan masalah manajer
mengidentifikasi berbagai solusi alternatif, mengevaluasinya, memilih yang terbaik,
menerapkannya, dan menindak lanjuti untuk memastikan bahwa solusi itu berjalan.

Pemahaman Dasar Pemecahan Masalah & Pembuatan Keputusan
􀂉 Pentingnya pemecahan Masalah
Para manajer melakukan berbagai hal selain memecahkan masalah. Sbenarnya
pemecahan masalah mungkin hanya merupakan bagian kecil dari waktu yang
dimiliki para manajer. Namun pentingnya pemecahan masalah bukan didasarkan
pada jumlah waktu yang dihabiskan tetapi pada konsekuensinya. Serangkaian
keputusan untuk memecahkan suatu masalah mungkin hanya membutuhkan sedikit
jam namun dapat mempengaruhi laba perusahaan hingga ribuan atau jutaan dolar.
􀂉 Pengambilan Keputusan dan pemecahan masalah
Dalam memecahkan masalah, seorang manajer akan membuat banyak keputusan.
Keputusan adalah pemilihan strategi atau tindakan. Pengambilan keputusan adalah
tindakan memilih strategi atau aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi
terbaik atas masalah tersebut. Biasanya ada beberapa strategi atau aksi yang
dapat dipertimbangkan manajer. Salah satu kunci pemecahan masalah adalah
mengidentifikasi berbagai alternatif keputusan.

STRUKTUR MASALAH :
Seorang manajer mungkin memahami bahan sebagian persoalan lebih baik daripada
yang lain. Dimana struktur masalah dapat dilihat atas:
􀂉 Masalah Terstruktur : masalah yang terdiri dari elemen-elemen dan hubungan
antar elemen yang semuanya dipahami oleh pemecah masalah.
􀂉 Masalah Tak Terstruktur: berisi elemen-elemen atau hubungan antar elemen
yang tidak dapat dipahami oleh pemecah masalah. Penghitungan atau masalah
tak terstruktur sangat sulit, jika tidak mustahil.
􀂉 Masalah Semi Terstruktur : adalah masalah yang berisi sebagian elemen atau
hubungan yang dimengerti oleh pemecah masalah.
Pendekatan Sistem :
John Dewey seorang professor filosofi di Columbia University, mengidentifikasi tiga seri
penilaian yang terlibat dalam memecahkan suatu kontroversi secara memadai, yaitu :
1. Mengenali kontroversi
2. Menimbang Klaim Alternatif
3. Membentuk penilaian
Pendekatan Sistem dan CBIS
Sistem informasi berbasis komputer, atau CBIS dapat digunakan sebagai system
dukungan (support system) ketika menerapkan pendekatan system. Subsistem CBIS
mungkin juga mendukung beberapa keputusan mungkin semua yang diperlukan untuk
memecahkan masalah tersebut. Pendekatan system berfungsi sebagai jembatan antara
masalah dan CBIS, memberikan suatu kerangka kerja untuk beragam keputusan.

Adapun Tahap dan Langkah dari Pendekatan Sistem :
TAHAP I : USAHA PERSIAPAN
Langkah 1 Memandang perusahaan sebagai suatu system
Langkah 2 Mengenali system lingkungan
Langkah 3 Mengidentifikasi subsistem perusahaan
TAHAP II : USAHA DEFINISI
Langkah 4 Bergerak dari tingkat system ke subsistem
Langkah 5 Menganalisis bagian system dalam urutan tertentu
TAHAP III : USAHA SOLUSI
Langkah 6 Mengidentifkasi solusi alternatif
Langkah 7 Mengevaluasi solusi alternatif
Langkah 8 Memilih solusi terbaik
Langkah 9 Menerapkan solusi terbaik
Langkah 10 Membuat tindak lanjut untuk memastikan bahwa
solusi itu efektif

Faktor-faktor pribadi yang mempengaruhi Pemecahan Masalah
Tiap manajer memiliki gaya pemecahan yang unik. Gaya mereka mempengaruhi
bagaimana mereka terlibat dalam Merasakan Masalah, Mengumpulkan Informasi, dan
menggunakan Informasi.
􀂉 Merasakan Masalah (Problem Sensing Styles) :
1. Penghindari Masalah (Problem Avoider) : Manajer ini mengambil sikap positif
dan menganggap bahwa semua baik-baik saja. Ia berusaha menghalangi
kemungkinan masalah dengan mengabaikan informasi atau menghindarinya
sepanjang perencanaan berlansung.
2. Pemecah Masalah (Problem Solver) : Manajer ini tidak mencari masalah juga
tidak mengahanginya. Jika timbul suatu masalah, masalah tersebut dipecahkan.
3. Pencari Masalah (Problem Seeker) : Manajer ini menikmati pemecahan masalah
dan mencarinya.
􀂉 Mengumpulkan Informasi :
1. Gaya Teratur (Perceptive Sytle) : Manajer jenis ini mengikuti management by
Exception dan menyaring segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan
bidang minatnya.
2. Gaya Menerima (Receptive Sytle) : Manajer jenis ini ingin melihat semuanya,
kemudian menentukan apakah informasi tersebut bernilai baginya atau orang
lain dalam organisasi.
􀂉 Menggunakan Informasi (Information Using Sytle):
1. Gaya Sistematis (Systematic Style) : Manajer memberi perhatian khusus untuk
mengikuti suatu metode yang telah ditetapkan, misalnya pendekatan system.
2. Gaya Intuitif (Intuitive Style) : Manajer tidak lebih menyukai suatu metode
tertentu tetapi menyesuaikan pendekatan dengan situasi.
Menempatkan Pendekatan Sistem dalam Perspektif:
1. Pendekatan system sebenarnya hanyalah akal sehat (Comman Sense)
2. Pendekatan system hanyalah suatu cara untuk memecahkan masalah.
3. Pendekatan system adalah metodologi system dasar. Metodologi adalh suatu
cara yang telah ditetapkan untuk melaksanakan sesuatu.

Senin, 15 November 2010

Model Sistem Umum Perusahaan

4.1 Model Umum Perusahaan

Manajer menggunakan model untuk memecahkan permasalahan,Ada empat jenis model dasar yaitu: fisik,naratif,grafik dan matematika. Semuanya membantu pemahaman maupun komunikasi dan model matematika dapat juga digunakan untuk memperkirakan masa depan.

Sebagian model mewakili entitas mereka dengan suatu cara yang sangat khusus, sedangkan model lain melakukannya secara umum. Model umum memiliki keuntungan dapat diterapkan pada situasi yang sangat beragam. Model umum perusahaan terdiri dari sistem fisik maupun sistem konseptual. Sistem fisik mencakup elemen input, elemen transformasi dan elemen output, serta menyediakan suatu jalur bagi arus sumber daya fisik. Sistem konseptual terdiri dari data dan informasi yang mewakili sistem fisik.

• Pengertian Model

Model adalah penyederhanaan (Abstraction) dari sesuatu. Model mewakili sejumlah objek atau aktivitas yang disebut entitas (Entity).

• Jenis –jenis Model :

1. Model Fisik
Adalah penggambaran entitas dalam bentuk tiga dimensi. Model fisik yang digunakan dalam dunia bisnis meliputi market pusat pembelanjaan atau prototype mobil baru.

2. Model Naratif
Adalah yang menggambarkan entitasnya secara lisan atau tulisan. Pendegaran atau pembacaan dapat memahami entitas dari narasi atau cerita. Semua komunikasi bisnis adalah model naratif, sehingga model naratif merupakan jenis model yang paling popular.

3. Model Grafik
Adalah menggambarkan entitas dengan sejumlah garis, simbol atau bentuk. Model grafik digunakan dalam bisnis untuk menkomunikasikan informasi.

4. Model Matematika
Adalah Semua rumus atau persamaan matematika adalah suatu model matematika.



1. Mempermudah pengertian, suatu model pasti lebih sederhana dari pada entitasnya. Entitas lebih mudah dimengerti jika elemen-elemenya dan hubungannya disajikan secara sederhana.
2. Mempermudah komunikasi, setelah pemecah masalah mengerti entitasnya, pegertian itu sering perlu dikomunikasikan kepada yang lain. Mungkin analis sistem harus berkomunikasi dengan manajer atau programmer. Atau mungkin seorang manajer harus berkomunikasi dengan anggota lain dari tim pemecahan masalah.
3. Memperkirakan masa depan, ketelitian dalam menggambarkan entitas membuat model matematika dapat memberikan kemampuan yang tidak dapat disediakan oleh jenis model lain.

Konsep dasar model sistem umum perusahaan

Suatu pendekatan umum dalam menjelaskan penggunaan komputer dalam bisnis, cara ini memungkinkan anda menerapkan prinsip-prinsip pada semua jenis sistem informasi.

Di segala jenis organisasi yang dapat menggunakan kerangka kerja sistem :
1. Sistem Fisik :
a. Arus Material
b. Arus Personil
c. Arus Mesin
d. Arus Uang
2. Sistem Konseptual:
a. Sistem lingkaran terbuka
b. Sistem lingkaran tertutup
c. Pengendalian Manajemen
d. Pengolahan informasi
3. Standar

Dimensi –dimensi Informasi :

1. Relevansi, Informasi memiliki relevansi jika berkaitan lansung dengan masalah yang ada
2. Akurasi, semua informasi harus akurat, tetapi peningkatan ketelitian sistem menambah biaya.
3. Ketepatan waktu, informasi harus tersedia untuk memecahkan masalah sebelum situasi krisis menjadi tidak terkendali atau kesempatam menghilang.
4. Kelengkapan, Manajer harus mampu memperoleh informasi yang menyajikan gambaran lengkap dari suatu permasalahan atau penyelesaian

Management By Exception

Adalah suatu gaya yang diikuti manajer yaitu manajer yang terlibat dalam aktivitas hanya jika aktivitas itu menyimpang dari kinerja yang dapat diterima. Agar manajer dapat mempraktekkan MBE, harus ditetapkan standar dalam bentuk batas atas dan batas bawah kinerja yang dapat diterima.

Keuntungan MBE :

1.Manajer tidak membuang-buang waktu memantau aktivitas yang berlangsung secara normal.
2.Karena lebih sedikit keputusan yang dibuat, tiap keputusan dapat memperoleh perhatian lebih menyeluruh.
3.Perhatian dipusatkan pada peluang-peluang, maupun pada hal-hal yang tidak berjalan semestinya.

Kendala MBE:
1.Beberapa jenis bisnis tertentu tidak mudah ditentukan secara kuantitas sehingga standar tidak dapat ditetapkan.
2.Suatu system informasi yang memantau kinerja secara akurat sangat diperlukan.
3.Perhatian harus terus diarahkan pada standar untuk menjaga standar pada tingkat yang tepat.
4.Manajer tidak boleh pasif dan hanya menunggu batas kinerja lewat waktu.

Faktor Sukses Kritis
Konsep manajemen yang sama dengan MBE disebut Faktor sukses kritis (Critical Succes Factors ) atau CSF.
CSF Adalah salah satu kegiatan perusahaan yang berpengaruh kuat pada kemampuan perusahaan mencapai tujuannya. Perusahaan biasanya memiliki beberapa CSF.
Contoh : Pada industri mobil, CSF yang telah teridentifikasi adalah Gaya, jaringan, Dealer yang efisien dan pengendalian biaya manufaktur yang ketat.
Sistem informasi memungkinkan manajer mengikuti CSF dengan melaporkan informasi tentang CSF.

Senin, 01 November 2010

PENGANTAR SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER

PENDAHULUAN
Informasi adalah satu jenis utama sumber daya yang tersedia bagi seorang manajer, Informasi dapat dikelola seperti halnya sumber daya lain dan perhatian sistem informasi bersumber dari dua pengaruh yaitu :
1.Bisnis telah menjadi semakin rumit
2.Komputer telah mencapai kemampuan yang semakin membaik

1.1 Konsep Sistem Manajemen Informasi Sebagai Sumberdaya
Aplikasi utama komputer yang membentuk sistem informasi berbasis komputer ( computer based information system ) atau CBIS adalah:
• Pengolahan data akuntansi ( information accounting system )
• Sistem informasi manajemen ( management information system )
• Sistem pendukung keputusan ( decision support system )
• Kantor virtual ( virtual office )
• Sistem berbasis pengetahuan ( knowledge based system )

Perusahaan – perusahaan membentuk suatu organisasi jasa informasi yang terdiri dari para spesialis informasi untuk menyediakan keahlian dalam pengembangan sistem berbasis komputer:
1. EDP Manager ( Manajer pengolahan data elektronik )
2. System Analysis ( Analis sistem )
3. Database Administrator ( Pengelola database )
4. Spesialis Jaringan ( Network Specialist )
5. Programmer ( Pembuat Program )
6. Operator/User ( Pemakai )

Dalam beberapa tahun terakhir, para pemakai telah mulai melakukan sebagian besar pekerjaan para spesialis suatu fenomena yang disebut End User Computing.
Manajemen Informasi :
Jenis – jenis daya utama manajer, mengelola lima jenis sumber daya utama :
 Manusia
 Material
 Mesin
 Uang
 Informasi termasuk data

Tugas manajer adalah mengelola sumber daya agar dapat digunakan yang paling efektif. Yang termasuk sumber daya fisik yaitu manusia, material, mesin. Sedangkan sumber daya konseptual adalah uang dan informasi data. Sumber daya konseptual diperlukan untuk sumber daya fisik.

Perhatian pada Manajemen Informasi
Para manajer member perhatian yang semakin besar pada manajemen informasi selama beberapa tahun terakhir karena ada 2 alasan yaitu:

1.Meningkatnya kerumitan kegiatan bisnis, yang disebabkan:
a)Pengaruh ekonomi internasional
b)Persaingan dunia
c)Meningkatnya kerumitan teknologi
d)Batas waktu yang semakin singkat
e)Kendala – kendala sosial

2.Kemampuan komputer yang semakin meningkat, yaitu:
a)Produksi
b)Ukuran
c)Kecepatan
d)Kemampuan multimedia

1.2 Pengguna Informasi dilihat dari Tingkat Manajemen dan Area Fungsional Perusahaan
a)Manajer
b)Non Manajer
c)Orang – orang dan organisasi dalam lingkungan perusahaan

Dimana para manajer ditemukan :
1)Tingkatan manajemen
2)Bidang fungsional

Apa peran yang dilakukan oleh para manajer :
1)Fungsi manajemen
2)Peran manajerial
3)Keahlian manajemen
4)Keahlian komunikasi
5)Keahlian pemecah masalah
6)Pengetahuan manajemen
Mengerti komputer ( computer literacy )
Mengerti Informasi ( information literacy )

1.3 Konsep Sistem, Data dan Informasi
Sistem adalah sekelompok elemen yang saling terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai suatu tujuan.

Elemen – elemen pada sistem
Tidak semua sistem memiliki kombinasi elemen yang sama

Subsistem adalah bagian dari sistem sedangkan Supersistem bagian dari sistem yang lebih besar

Pentingnya suatu Pandangan Sisitem yaitu :
Mencegah manajer tersesat dalam kerumitan struktur organisasi dan rincian pekekerjaan
Menyadari perlunya memiliki tujuan yang baik
Menekankan pentingnya kerjasama dari semua bagian dalam suatu organisasi
Member penilaian yang tinggi pada informasi atau cara sistem lingkaran tertutup

Perbedaan antara Data, Informasi dan Pengolahan Informasi yaitu:
Data yaitu terdiri dari fakta dan angka yang relatif tidak berarti bagi pemakai
Informasi yaitu data yang telah diproses atau data yang sudah memiliki arti
Sedangkan Pengolahan Informasi yaitu salah satu elemen kunci dalam sistem konseptual

1.4 Model Sistem Informasi Berbasis Komputer
Kecendrungan Menuju End User Computing :
E U C : Pengembangan seluruh atau sebagian sistem berbasis komputer oleh pemakai
End User Computing berkembang karena 4 faktor utama :
1)Meningkatkan pengetahuan tentang komputer
2)Antrian jasa informasi
3)Perangkat keras yang murah
4)Perangkat lunak jadi

KONSEP DASAR

1.1.1 Sistem
Sistem terdiri dari komponen yang saling berkaitan dan bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan, sistem terdiri dari sistem alamiah ( sistem tata surya, sistem galaxy ) dan sistem yang dibuat oleh manusia ( sistem penjualan dan akuntansi ).

1.1.2 Informasi
Informasi merupakan proses lebih lanjut darai data dan memiliki nilai tambah. Dan dari kategorinya informasi dapat dikelompokkan menjadi :
Informasi Strategis, maksudnya informasi ini dapat digunakan untuk mengambil keputusan jangka panjang, dan mencakup informasi eksternal.
Informasi Taktis, maksudnya informasi ini dibutuhkan untuk mengambil keputusan jangka menengah seperti informasi trend penjualan.
Informasi Teknis, maksudnya informasi ini dibutuhkan untuk keperluan operasional sehari –hari.

1.1.3 Sistem Informasi Manajemen
Sistem Informasi Manajemen ( SIM ) menyajikan informasi untuk mendukung operasional dan fungsi pengambilan keputusan manajemen dengan mempertimbangkan informasi apa, untuk siapa dan kapan harus disajikan.

Sistem Informasi Manajemen terdiri dari subsistem yaitu:
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Personalia
Sistem Informasi Pemasaran
Sistem Informasi Pembelian
Sistem Informasi Persediaan
Sistem Informasi Distribusi

UNSUR YANG TERLIBAT DALAM PENGEMBANGAN SISTEM

Unsur yang terlibat dalam pengembangan sistem dibagi menjadi 2 yaitu :
1)Pengguna Sistem antara lain :
User dapat dikategorikan sebagai End-User ( Operator ) dan User-Manager yang mengawasi pekerjaan End-User.
Manajemen memegang peranan penting dalam suatu sistem informasi termasuk menyetujui rencana pengembangan sistem dan penyediaan dana.
2)Perancang Sistem antara lain :
Project Coordinator, merupakan orang yang bertanggung jawab agar suatu tim dapat bekerja secara harmonis dan optimal serta mengontrol agar pelaksanaan sesuai dengan rencana.
System Analyst & Design, orang yang memberikan solusi mendesain sitem baru
Programmer, orang yang membuat program berdasarkan rancangan dari sistem analist
Network Designer, bertanggung jawab terhadap desain suatu jaringan seperti LAN, MAN dan WAN
Technician ( Hardware ), menetapkan konfigurasi hardware yang tepat agar dapat bekerja secara optimal
Database Administrator, orang yang bertanggung jawab terhadap suatu sistem database, mencakup pola instruktur data, integritas data, memberikan hak akses kepada user, backup, recovery dan mengoptimalkan performa database
Documenter, orang yang membuat dokumentasi sistem, mencakup buku operasional aplikasi, teknis dan sistem
Graphic Designer, dalam aplikasi yang berbasis GUI, pengguna grafik merupakan hal yang sangat dominan, maka dari itu tim perlu dilengkapi dengan seorang yang memiliki keahlian dalam mendesain

TEKNOLOGI INFORMASI SEBAGAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

Pendahuluan

Dalam upaya mencapai keberhasilan, para manajer sangat menyadari pengaruh dari lingkungan perusahaan. Perusahaan dihubungkan dengan elemen – elemen dalam lingkungan melalui arus sumber daya fisik maupun konseptual. Sumber daya informasi perusahaan mencakup lebih dari sekedar informasi, sumber daya tersebut mencakup pula perangkat keras, fasilitas, perangkat lunak, data dan para spesialis informasi dan para pemakai informasi.
Kegiatan mengidentifikasi sumber daya informasi yang dibutuhkan perusahaan dimasa depan, mendapat sumber daya tersebut dan mengelolanya disebut perencanaan sumber daya informasi sacara strategis, dan SPIR ( Strategic Planning for Information Resource ) adalah tanggung jawab semua manajer, tetapi manajer organisasi jasa informasi mamainkan peranan penting. Sedangkan jabatan seorang CIO ( Chief Information Officer ) menjadi semakin popular untuk menggambarkan manajer jasa informasi.

2.1 Perusahaan Dalam Lingkunganya
Lingkungan sangat berarti bagi perusahaan, Lingkungan adalah alas an utama keberhasilan perusahaan, pemilik perusahaan melihat perlu penyediaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan lingkungan tertentu dalam menanamkan modalnya sehingga perusahaan dapat melaksanakan aktifitas, lingkungan kemudian menyediakan sumber daya yang diperlukan untuk memproduksi barang dan jasa.
Adapun elemen – elemen lingkungan ini seperti organisasi atau individu yang berada diluar perusahaan dan memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung pada perusahaan. Ada delapan elemen yang berada dalam sistem yang lebih luas yang disebut masyarakat.

2.2 Keunggulan Kompetitif
Banyak cara untuk mencapai keunggulan kompetitif diantaranya yaitu:
• Menyediakan barang dan jasa dengan harga murah
• Menyediakan barang dan jasa lebih baik dari pada pesaing
• Memenuhi kebutuhan khusus suatu segmen pasar tertentu
Pada bidang komputer, “Keunggulan Kompetitif” mengacu pada penggunaan informasi untuk mendapatkan “Leverage” di pasaran. Maksudnya perusahaan tidak selamanya mengandalkan pada sumber daya fisik, melainkan pada sumber daya konseptual yang unggul dan informasi yang dapat digunakan sama baiknya. Dan beberapa perusahaan telah mendapatkan publikasi yang luas karena menggunakan informasi untuk mencapai keunggulan yang kompetitif, diantaranya yaitu American Airlines dengan sitem pemesanan penerbangan “sabre”, American Hospital Supply dengan jaringan EDI ( Electronic Data Interchange ), dan Mc Kesson Drug dengan sistem distribusinya yang disebut “Economost”.

Ada 3 pokok penting mengenai keunggulan kompetitif:
1.Tidak satupun perusahaan diatas yang puas jika mengandalkan sumber daya fisik untuk menjadi pesaing ynag tangguh.
2.Tidak ada aplikasi komputer inovatif yang memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan secara terus – menerus.
3.Ketiga perusahaan tersebut memusatkan sumber daya informasi mereka pada para pelanggan.

2.3 Perencanaan Strategi Perusahaan
Pada perencanaan jangka panjang juga dikenal sebagai perencanaan strategis karena mengidentifikasi tujuan – tujuan yang akan memberikan perusahaan meningkat dalam lingkunganya, serta menetukan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Setelah rencana strategi ditetapkan, tiap area fungsional bertanggung jawab untuk mengembangkan rencana strategi mereka sendiri. Rencana – rencana fungsional merinci bagaimana area tersebut akan mendukung perusahaan saat perusahaan bekerja menuju tujuan strategi.

Pada saat jasa informasi mulai mengembangkan rencana strategi, beberapa pendekatan yang dianjurkan adalah mendasarkan rencana tersebut pada tujuan strategi perusahaan, disebut dengan “ Kumpulan Strategi Organisasi”. Langkah kedua yang tersendiri yaitu suatu rencana jasa informasi dibuat untuk mendukung tujuan perusahaan, disebut dengan “ Kumpulan Strategi SIM” yang terdiri dari sejumlah tujuan, kendala, dan strategi, dan pendekatan ini dinamakan “Transformasi Kumpulan Strategi”.

2.4 Konsep Manajemen Sumber Daya Informasi
Manajemen Sumber Daya Informasi ( Information resource management / IRM ) adalah aktivitas yang dijalankan manajer pada semua tingkatan dalam perusahaan dengan tujuan mengidentifikasi, memperoleh, dan mengelola sumberdaya informasi yang dibutuhkan untuk memenuhi keperluan pemakai.
Beberapa Elemen yang diperlukan dalam IRM ( Information Resource Management ) :
a)Kesadaran bahwa keunggulan kompetitif dapat dicapai melalui sumber daya informasi yang unggul
b)Kesadaran bahwa jasa informasi adalah suatu bidang fungsional utama
c)Kesadaran bahwa CIO adalah eksekutif puncak
d)Perhatian pada sumber daya informasi perusahaan ketika membuat perencanaan strategis
e)Rencana strategis formal untuk sumber daya informasi
f)Strategi untuk mendorong dan mengelola EUC

Model IRM (Information Resource Management)

Kondisi – kondisi IRM yang diperlukan tersebut tidak terpisah tetapi bekerja sama secara terkoordinasi seperti dibawah ini:
•Lingkungan perusahaan
•Eksekutif perusahaan
•Bidang fungsional
•Sumber daya informasi

Struktur Organisasi

PT. Media Muda Mandiri Advertising
Jl. Dewi Sartika No. 1 Cililitan, Kramat Jati, Jakarta Timur
No. Telp. 021 - 80871894




Analisisnya sbb:

Komisaris
 Melakukan pengawasan terhadap kebijakan direksi perusahaan
 Melakukan penyusunan terhadap tanggung jawab perusahaan
 Memberikan rekomendasi tentang manajemen resiko perusahaan
 Mengevaluasi dan menolak permintaan dari direksi untuk transaksi tertentu
 Mengambil keputusan didalam maupun diluar rapat komisaris

Direktur
 Memimpin dan mengkoordinasi perusahaan
 Mengendalikan perusahaan secara bijaksana
 Merencanakan dan mengembangkan perusahaan
 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah disepakati oleh komisaris

Pengawas
 Memimpin dan mengkoordinasi perusahaan
 Mengendalikan perusahaan secara bijaksana
 Merencanakan dan mengembangkan perusahaan
 Melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah disepakati oleh komisaris

Manajer Pemasaran
 Manajer bertanggung jawab terhadap manajemen bagian pemasaran
 Bertanggung jawab terhadap pendapatan hasil penjualan dan penggunaan dana promosi
 Membina bagian pemasaran dan membimbing karyawan pada bagian pemasaran
 Membuat laporan pemasaran kepada direktur

Manajer Akuntansi dan Keuangan
 Mengkoordinasikan pengendalian kegiatan akuntansi, keuangan, dan sistem informasi
 Melakukan analisis terhadap laporan keuangan dan laporan akuntansi
 Menyusun rencana kerja dan anggaran perusahaan
 Mengevaluasi dan menyampaikan laporan keuangan
 Melakukan perencanaan dan pengendalian anggaran bulanan, triwulan, dan tahunan
 Menghitung harga pokok dan mengusulkan penetapan tarif
 Mengevaluasi perhitungan kewajiban perpajakan sesuai undang – undang perpajakan

Manajer Operasional
 Manajer bertanggung jawab atas proses produksi
 Membuat keputusan perencanaan anggaran produksi dan tingkat persediaan
 Menentukan prosedur kebijakan operasional perusahaan

Para Staf
 Membuat dan melaporkan data atas perintah atasanya masing - masing dengan metode atau prosedur yang telah ditetapkan oleh para manajer masing - masing, sehingga hasil bisa dipertanggung jawabkan kebenaranya.

Minggu, 31 Oktober 2010

MANFAAT DAN ETIKA DARI SISTEM INFORMASI

A. Pendahuluan

Di jaman seperti sekarang ini, yang banyak berhubungan dengan komputerisasi kita harus tahu apa saja manfaat dan etika sistem informasi pada saat ini. Sebelum kita membahas tentang manfaat dan etika sistem informasi, kita harus tahu apa itu sistem informasi itu. Melihat meningkatnya penggunaan komputer menjadi perhatian yang semakin besar, terutama pengaruhnya terhadap etika dan sosial di masyarakat pengguna.

Sistem Informasi adalah suatu sistem yang berbasis komputer dan menyediakan beberapa data informasi bagi para pemakai termasuk dalam suatu organisasi atau individu. Sedangkan sistem informasi manajemen adalah suatu sistem yang menyediakan informasi yang digunakan untuk mendukung suatu operasi, manajemen, serta pengambilan keputusan suatu organisasi. SIM juga dikenal dengan ungkapan lainya seperti ”sistem informasi”, ”sistem pemrosesan informasi”, ”sistem informasi”, dan ” pengambil keputusan”.

Namun disisi lain perkembangan teknologi informasi khususnya computer menimbulkan maslah baru, secara umum perkembangan teknologi informasi ini menggaggu hak privasi individu. Bahwa banyak sekarang penggunaan computer sudah diluar etika penggunaanya, misalnya : dengan pemanfaatan teknologi computer, dengan mudah seseorang dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah. Belum lagi ada sebagian orang yang memanfaatkan computer dan internet untuk mengganggu orang lain dengan tujuan sekedar untuk kesenangan atau hobinya.

Pada perkembanganya beberapa factor negative terjadi berkaitan dengan pengguna sistem informasi oleh manusia, mengingat dalam menggunakan komputer, pengguna berhubungan dengan sesuatu yang tidak tampak. Dibalik kecepatanya, kecermatan dan keotomatisan dalam memproses pekerjaan, ternyata teknologi informasi memuat dilemma – dilema etis sebagai akibat sampingan dari adanya unsure manusia sebagai pembuat sekaligus penggunanya.

Adapun fakta – fakta yang mengindikasikan bahwa mayoritas penjahat komputer adalah mereka yang masih muda, cerdas dan kebanyakan laki – laki. Kemampuan mereka dalam menerobos bahkan merusak sistem semakin maju, dengan perkembangan proteksi yang dibuat untuk melindungi sistem tersebut. Berbagi macam bentuk fraud mengiringi pemakaian sistem informasi semisal pembelian barang melalui internet dengan menggunakan kartu kredit bajakan. Manusia sebagai pembuat dan sekaligus pengguna sistem tersebut yang akhirnya menjadi factor yang sangat menentukan kelancaran dan keamanan sistem. Maka hal ini pula yang memunculkan unsur etika sebagai faktor yang sangat penting kaitanya dengan penggunaan sistem informasi berbasis komputer.

3.1 Penggunaan Komputer di Pasar Internasional

Investasi di dalam teknologi sistem informasi dapat menolong operasi perusahaan menjadi lebih efisien. Efisiensi operasional membuat perusahaan dapat menjalankan strategi keunggulan biaya low-cost leadership. Dengan menanamkan investasi pada teknologi sistem informasi, perusahaan juga dapat menanamkan rintangan untuk memasuki industri tersebut (barriers to entry) dengan jalan meningkatkan besarnya investasi atau kerumitan teknologi yang diperlukan untuk memasuki persaingan pasar. Selain itu, cara lain yang dapat ditempuh adalah mengikat (lock in) konsumen dan pemasok dengan cara membangun hubungan baru yang lebih bernilai dengan mereka.

• Model Perusahaan Multinasional

Perusahaan multinasional ( Multinational Corporation ) atau MNC adalah perusahaan yang beroprasi melintasi berbagai produk, pasar, dan budaya. MNC terdiri dari perusahaan induk dan anak – anak perusahaan. Anak perusahaan tersebut secara geografis dan masing – masing mungkin memiliki tujuan.

kebijaksanaan dan prosedur tersendiri.Menyusul suksesnya perusahaan dalam tingkatan nasional, banyak perusahaan telah menjadi multinasional, tumbuh melewati batasan nasional untuk mendapatkan posisi kuasa dan pengaruh yang luar biasa dalam proses globalisasi. Biasanya perusahaan multinasional dapat masuk kepemilikan dan pengaturan bertumpuk, dengan adanya jaringan teknologi sistem informasi ini banyak cabang – cabang dari perusahaan multinasional di berbagai Negara dan daerah, dan banyak sub –grup terdiri dari perusahaan dengan hak mereka sendiri. Dalam penyebaran perusahaan dan dalam banyak benua, pentingnya budaya perusahaan telah tumbuh sebagai factor penyatu dan penambah ke sensibilitas dan kewaspadaan budaya local maupun internasional. Sebagai contoh model perusahaan multinasional seperti sekarang ini adalah dengan adanya jaringan teknologi informasi untuk melihat atau mengecek dengan menggunakan jaringan online antar perusahaan yang satu dengan yang lainya atau jaringan server pada masing – masing perusaan tersebut, maka akan lebih mudah koneksi antar perusahaan tersebut.

• Strategi Bisnis Global

Sistem informasi yang digunakan MNC saat mereka mengikuti empat strategi bisnis disebut dengan sistem informasi global ( global information system ) atau “GIS”. GIS dapat didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari jaringan – jaringan yang melintasi batas – batas Negara.

Daya yang mendorong sistem informasi global pertama adalah keberhasilan economices of scale. Saat memulai penggunaan omputer aka nada keuntungan yang tersedia. Keuntungan ini disebut global business drivers ( GBD ) adalah suatu entitas yang mengambil manfaat dari economies of scale dan economies of scope, serta kemudian memberikan kontribusi pada strategi bisnis global.


Dari survey pada 105 MNC di USA di identifikasi ada 7 drivers:
-Sumber daya manusia
-Operasi yang fleksibel
-Rasionalisasi operasi
-Pengurangan resiko
-Produk global
-Pasokan yang langka
-Pelanggan tingkat perusahaan

Sasaran untuk mendapatkan GBD (global business drivers ) :
-Analisis harus melibatkan eksekutif puncak perusahaan
-Tingkat analisis seharusnya jangan terlalu tinggi, GBD yang memiliki sasaran ” distribusi global”, citra perusahaan yang menyatu, ”total quality management”, atau wilayah pasifik terlalu luas untuk digunakan
-Analisis harus menyadari perbedaan yang ada dalam perusahaan
-Analisis harus menyadari perbedaan yang ada antara satu anak perusahaan dengan anak perusahaan lain

• Strategi GIS (global information system )

Jika suatu MNC mengikuti strategi multinasional (desentalisasi) diperlukan sejumlah tim pengembangan GIS mengerjakan sebagian besar tugasnya di perusahaan. Jika strategi global (sentralisasi) yang diikuti, tim pengembangan GIS mengerjakan sebagian besar tugasnya pada perusahaan induk. Jika strategi internasional (kombinasi sentralisasi dan desentralisasi) yang diikuti satu atau sejumlah tim pengembangan dapat bepergian dari perusahaan induk ke anak perusahaan. Dalam hal strategi transnasional ( integrasi), tim pengembangan menyertakan wakil dari perusahaan induk dan anak perusahaan.

Karena strategi ini paling rumit, menyatukan seluruh MNC menjadi suatu sistem yang bekerja secara lancar. Strategi penerapannya dapat menjadi model untuk menghindari kegagalan – kegagalan potensial. Strategi jni berfokus pada sejumlah hal penting yang berhubungan dengan GIS ( business strategy linkage ) sumber daya informasi, pembagian data internasional dan lingkungan budaya.

Menghubungkan GIS dengan strategi bisnis, tim pengembangan harus :
1.bekerja sama secara erat dengan eksekutif perusahaan untuk memehami dampak potensila GIS pada strategi bisnis global
2.mengerti strategi bisnis global dari unit bisnis
3.menetukan strategi GIS global ynag sesuai untuk strategi bisnis global tiap unit bisnis
4.menetukan tujuan dari tiap strategi GIS
5.menugaskan orang yang dapat bertanggung jawab atas penerapan aplikasi tersebut

3.2 Implikasi Etis dari Teknologi Informasi

• Pengertian Moral, Etika dan Hukum

Dalam suatu masyarakat yang memiliki kesadaran social, tentunya setiap orang diharapkan dapat melakukan apa yang benar secara moral, etis dan mengikuti ketentuan hokum yang berlaku. Moral adalah tradisi kepercayaan mengenai perilaku benar atau salah. Moral dipelajari setiap orang sejak kecil. Anak – anak sudah doperkenalkan perilaku moral untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang boleh dan mana yang tidak, atau mana tindakan terpuji dan tercela.

Walau berbagai masyarakat tidak mengikuti satu set moral yang sama, terdapat keragaman kuat ynag mendasar. Melakukan apa yang benar secara moral, merupakan landasan perilaku sosial kita. Tindakan kita juga diarahkan oleh etika ( ethics ), kata ethics berakar dari bahasa yunani ethos, yang berarti karakter. Etika adalah suatu set kepercayaan, standar, atau pemikiran yang mengisi suatu individu, kelompok masyarakat. Semua individu bertanggung jawab pada masyarakat atas perilaku mereka. Masyarakat dapat berupa suatu kota, negara atau profesi.

Sedangkan hukum adalah peraturan perilaku formal ynag dipaksakan oleh otoritas berdaulat, seperti pemerintah, pada rakyat atau warga negaranya. Hingga kini sangat sedikit hukum yang mengatur penggunaan komputer, hal ini karena komputer merupakan penemuan baru dan sistem hukum masih kesulitan mengikutinya.

Kasus pertama kejahatan komputer terjadi pada tahun 1966, saat proggramer untuk suatu bank membuat suatu tambahan di program sehingga program tersebut tidak dapat menunjukan bahwa pengambilan dari rekeningnya telah melampau saldo. Ia dapat terus menulis cek walau tidak ada lagi uang di rekeningnya. Penipuan ini terus berlangsung hingga komputer tersebut rusak, dan pemrosesan secara manual mengungkapkan saldo yang telah minus. Programer tersebut tidak dituntut melakukan kejahatan komputer, karena peraturan hukumnya belum ada. sebaliknya, ia dituntut membuat entry palsu di catatan bank.

Kita dapat melihat bahwa penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh milai – nilai moral dan etika dari para manajer, spesialis informasi dan pemakai, dan juga hukum yang berlaku. Hukum paling mudah dintrepretasikan karena berbentuk tertulis. Di pihak lain, etika tidak diindetifikasikan secara persis dan tidak disepakati oleh semua anggota masyarakat. Bidang yang sukar dari etika komputer inilah yang sedang memperoleh banyak perhatian.

• Perlunya Budaya Etika

Pendapat yang luas terdapat dalam organisasi sektor publik adalah bahwa
suatu instansi mencerminkan kepribadian pemimpinnya. Misalnya, pengaruh pimpinan instansi pada tindakan atau perbuatan korupsi selama masa berkuasanya pemerintahan orde baru telah membentuk kepribadian pejabat-pejabat publik perpengaruh sedemikian rupa pada organisasi mereka sehingga masyarakat cenderung memandang institusi pemerintah tersebut sebagai organisasi yang korup.
Hubungan antara pimpinan dengan instansi merupakan dasar budaya etika. Jika instansi harus etis, maka manajemen puncak harus etis dalam semua tindakan dan kata-katanya. Manajemen puncak memimpin dengan meberi contoh Perilaku budaya etika.

Dan Bagaimana Budaya Etika Diterapkan?

Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar diseluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai. Para eksekutif mencapai penerapan ini melalui suatu metode tiga lapis, yaitu dalam bentuk pernyataan tekad (komitmen), program – program etika, dan kode etik khusus pada setiap instansi.

Komitmen adalah pernyataan ringkas mengenai nilai-nilai yang ditegakan oleh pimpinan instansi. Tujuan komitmen ini adalah menginformasikan orang – orang dan organisasi-organisasi baik di dalam maupun di luar instansi mengenai nilai-nilai etika yang diberlakukan.

Program etika adalah suatu sistem yang terdiri dari berbagai aktivitas yang dirancang untuk mengarahkan pegawai dalam melaksanakan pernyataan komitmen. Suatu aktivitas yang umum adalah pertemuan orientasi yang dilaksanakan bagi pegawai baru. Selama pertemuan ini, subyek etika mendapat cukup perhatian.
Contoh lain dari program etika adalah audit etika. Dalam audit etika, seseorang auditor internal mengadakan pertemuan dengan seorang manajer selama beberapa jam untuk mempelajari bagaimana unit manajer tersebut melaksanakan pernyataan komitmen. Kode etik khusus instansi, Banyak instansi telah merancang kode etika mereka sendiri. Kadang-kadang kode ini diadaptasi dari kode etik dari organisasi sejenis.

• Hak Sosial dan Komputer Strategi GIS

Masyarakat memiliki hak-hak tertentu berkaitan dengan penggunaan komputer.
Komputer merupakan peralatan yang begitu penuh daya sehingga tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Deborah Johnson, professor pada Rensselaer Polytechnic Institute, yakin bahwa masyarakat memiliki hak atas akses komputer, keahlian komputer, spesialis komputer dan
pengambilan keputusan komputer.

1)Hak atas Akses Komputer

Setiap orang tidak perlu memiliki sebuah komputer, seperti juga tidak setiap orang memiliki mobil. Namun, pemilikan atas akses komputer merupakan kunci mencapai hak-hak tertentu lain. Misalnya akses ke komputer berarti kunci mendapatkan pendidikan yang baik.

2)Hak Atas Keahlian Komputer

Saat komputer mula-mula muncul, ada ketakutan yang luas dari para pekerja bahwa komputer akan mengakibatkan pemutusan hubungan kerja masal. Hal itu tidak terjadi. Kenyataannya, komputer telah menciptakan pekerjaan lebih banyak daripada yang dihilangkannya. Tidak semua pekerjaan menggunakan komputer atau memerlukan pengetahuan komputer, tetapi banyak yang demikian. Dalam mempersiapakan pelajar untuk bekerja di masyarakat modern, pendidik sering menganggap pengetahuan tentang komputer sebagai suatu kebutuhan.

3)Hak Atas Spesialis Komputer

Adalah mustahil seseorang memperoleh semua pengetahuan dan keahlian komputer yang diperlukan. Karena itu kita harus memiliki akses ke para spesialis tersebut, seperti kita memiliki akses ke dokter, pengacara, dan tukang ledeng.

4)Hak atas pengembalian keputusan komputer

Walau masyarakat tidak banyak berpartisipasi dalam pengambilan keputusan mengenai bagaimana komputer diterapkan, masyarakat memiliki hak tersebut. Hal ini layak jika komputer dapat berdampak buruk bagi masyarakat. Hak-hak ini dicerminkan dalam UU komputer yang telah mengatur penggunaan komputer.


Sumber :

Sistem Informasi Manajemen "BPKP" 2007 edisi keempat
Manfaat dan etika sistem informasi 2004 edisi kelima

Jumat, 14 Mei 2010

MANAJEMEN POSISI KAS

Bank Indonesia menghendaki bahwa semua bank senantiasa memiliki tingkat kesehatan yang memadai, diantaranya berbagai macam criteria, ukuran kuantitatif dalam bentuk tingkat likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas mendapatkan perhatian khusus.
Sekalipun jangka panjangnya, rentabilitas yang rendah merupakan ancaman terhadap likuiditas dan solvabilitas untuk masa depanya, namun untuk jangka pendek pemberian prioritas tertinggi pada likuiditas, khususnya dalam bentuk terpenuhinya likuiditas wajib minimum ( LWM ), tidak bisa ditawar – tawar lagi. Dengan ungkapan yang lebih kompak :
LWM = AL/D3 >_0,2 = MCR = minimum cash ratio
AL = AP – (ACPK+ACS+AK+Al) dimana AL = alat atau aktiva likuid D3 = dana/simpangan pihak ketiga
D3 = DG+DD+DT AP = aktiva putar = ACP+ACS+AK+AI
ACPK = aktiva cadangan primer kerja
AK = aktiva kredit/pinjaman nasabah
AI = aktiva investasi
DG = pasiva dan giro
DD = pasiva dana deposito
DT = pasiva dana tabungan
Harus selalu dipenuhi oleh masing – masing bank
Untuk dapat memelihara imbangan yang optimal antara struktur aktiva putar ( AP ) dengan struktur dana pihak ketiga ( D3 ), yaitu yang kita sebut sebagai posisi kas optimal, kita perlu mengetahui karakteristik masing – masing pos pembentuk AP dan D3 tersebut.
Adapun karakteristik urutan peringkat berbagai jenis aktiva putar antara lain :
1) Dari segi likuiditas :
a) ACP ( tertinggi )
b) ACS
c) AI
d) AK ( terendah )
2) Dari segi rentabilitas :
a) AK ( tertinggi )
b) AI
c) ACS
d) ACP ( terendah )
Jika kita lihat dari urutan peringkat berbagai macam dana pihak ketiga antara lain :
 Segi biaya :
a) DG ( terendah )
b) DT
c) DD ( tertinggi )
 Segi keleluasan pemakaian :
a) DD ( terendah )
b) DT
c) DG ( tertinggi )
Dari tabel yang letaknya diatas nampak bahwa antara tingkat likuiditas dengan tingkat rentabilitas terdapat hubungan yang berlawanan dalam arti bahwa semakin tinggi letak peringkat likuiditasnya, maka semakin rendah letak peringkat rentabilitasnya. Dan sebaliknya jika tinggi peringkat rentabilitasnya semakin rendah peringkat likuiditasnya.
Dari tabel yang bawah kolom pertama menunjukkan segi biaya, sedangkan kolom kedua segi derajat keleluasan penggunaanya oleh bank. Dana deposito bisa dimanfaatkan oleh bank dengan harga murah. Bank tidak membayar jasa giro, bahkan mungkin memperoleh penerimaan imbalan biaya administrasi. Selebihnya dari jumlah tersebut baru bank harus membayar jasa giro. Jasa giro ini lebih rendah dibandingkan dengan suku bunga untuk dana tabungan apalagi dibandingkan dengan suku bunga deposito.
Selain perbedaan karakteristik dalam bentuk tinggi rendahnya biaya, laba yang dihasilkan, likuiditasnya serta luas sempitnya macam penggunaan dana, dalam mengelola posisi kas, pimpinan bank harus waspada akan adanya unsur dinamika perubahan nilai dan komposisi aktiva putar dan pasiva dana simpanan pihak ketiga. Pola perubahan tersebut bisa cukup teratur bisa juga tidak, maka itu tergantung pada pola kegiatan bisnis sebagian besar nasabah bank.
Pola perubahan tersebut bisa kita bedakan kedalam lima macam pola fluktuasi antara lain :
a) Fluktuasi mingguan
b) Fluktuasi musiman
c) Fluktuasi siklis
d) Fluktuasi trend
e) Fluktuasi acak
Semua macam bentuk fluktuasi tersebut dalam melaksanakan pengelolaan posisi kas sangat relevan untuk dipertimbangkan.
Maka dari itu bagaimana cara memperoleh data cara mengolah data tersebut dengan baik, mengingat bahwa misi yang diemban oleh artikel ini sangat terbatas pada penyajian pengetahuan dasar bidang “manajemen perbankan” maka kiranya mudah dipahami dan dimengerti oleh para pembaca, dari uraian kata bahwa mengenai berbagai teknik dan strategi manajemen posisi bank yang lebih memadai dalam arti luas tidak saya sajikan dalam artikel ini.

Sumber :
Pengantar manajemen bank umum; penerbit Universitas Gunadarma

MANAJEMEN CADANGAN SEKUNDER

Kalau kebutuhan akan cadangan primer, baik yang berbentuk cadangan wajib maupun yang berbentuk cadangan kerja, telah seluruhnya terpenuhi, maka bank memikirkan mengenai penggunaan daan dengan prioritas kedua, yaitu cadangan sekunder.
Kalau ditinjau dari keleluasanya idalam menentukan besarnya cadangan, berbeda dengan penentuan besarnya cadangan primer dimana jumlah minimum sebagian ditetapkan berdasarkan peraturan hukum yang berlaku, maka penentuan besarnya cadangan sekunder sepenuhnya merupakan wewenang dari bank sendiri untuk menentukannya. Dengan perkataan lain masalah cadangan sekunder merupakan masalah “internal” bank.
Berbeda dengan cadangan primer dimana seluruh aktiva yang tercakup sebagai cadangan primer berbentuk uang dan aktiva – aktiva tunai lainya, yang pada azasnya tidak mendatangkan pendapatan bagi bank bersangkutan, untuk cadangan sekunder disamping perlu memeiliki sifat likuiditas yang tinggi, harus pula mendatangkan pendapatan.
Sesuai dengan fungsinya untuk memenuhi tuntutan likuiditas yang sekaligus diikuti dengan fungsinya sebagai penghasil pendapatan bank, maka berbagai macam instrumen kredit jangka pendek pasar uang yang tepat untuk dipergunakan sebagai cadangan sekunder.
Diantara berbagai macam surat berharga yang memiliki tingkat likuiditas p[aling tinggi ialah surat – surat berharga yang dapat digunakan oleh bank untuk memenfaatkan fasilitas Diskonto I, yaitu :
1) Setifikat Bank Indonesia ( SBI )
2) Surat berharga pasar uang ( SPBU ) yang diendors oleh bank lain
3) Obligasi atau surat berharga pasar modal ( SBPM )
Selain surat – surat berharga tersebut, ada surat – surat berharga lainya yang tingkat likuiditasnya culup tinggi juga, diantaranya adalah :
a) Surat wesel dan surat order dengan dua penanggung jawab atau lebih secara solider dan dengan masa berlaku yang tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan.
b) Surat wesel dan kertas dagang lain yang tidak masa berlakunya tidak lebih lama dari pada kebiasaan dalam perdagangan baik yang ditarik dengan jaminan surat kredit, maupun dengan jaminan dokumen pengangkutan.
c) Kertas perbendaharaan atas beban Negara
d) Surat hutang dengan pelunasan dalam enam bulan dan lama diskontanya turut bertanggung jawab secara solider.
e) Mandat atau surat perintah membayar atas kas Negara untuk rendemen lelang
Mengenai aktiva –aktiva tersebut IKPI menyebutkan bahwa dalam hubungan tersebut perlu memperhatikan bahwa tugas usaha pokok bank ialah memberikan kredit dan jasa bidang lalu lintas pembayaran dan peredaran uang, sehingga penanaman dalam bentuk surat – surat berharga hanya dilakukan dalam rangka aktivitas jual beli surat berharga dan dalam rangka penanaman dalam “secondary reserve” . untuk itu maka bank hanya diperkenenkan mendiskonto untuk kemudian melakukan endosemen atas surat – surat berharga yang mudah diuangkan, yaitu wesel yang ditarik terhadap promes yang ditandatangani oleh nasabah yang bonafit, berdasarkan transaksi yang nyata dalam dunia usaha yang tertulis dalam wesel / promes yang bersangkutan dan wesel, promes yang telah di – aval, disanggupi oleh lembaga keuangan bukan bank.
Mengenai besarnya cadangan sekunder yang cukupan, dalam artian optimal, bagi bank yang satu dengan bank yang lain tidak sama. Apa yang dianggap cukup besar bagi bank yang satu, bisa terlalu kecil bagi bank yang lain. Macam bidang bisnis dari kebanyakan nasabah turut menentukan besarnya kebutuhan cadangan sekunder. Bank yang kebanyakan nasabahnya memiliki sifat musiman baik dibidang penerimaan maupun dibidang pengeluaran, cenderung memerlukan cadangan sekunder besar.
Faktor yang dalam praktek menuntut perhatian khusus ialah faktor fluktuasi, baik fluktuasi dalam bentuk kredit maupun fluktuasi dalam bentuk dana tabungan. Macam fluktuasi yang perlu diperhatikan dalam mengukur besarnya kebutuhan cadangan sekunder bank, berturut – turut adalah : fluktuasi musiman, fluktuasi siklikal dan fluktuasi acak atau random.
Disamping itu juga pasang surutnya kegiatan dibidang usaha tertentu yang sifatnya musiman, kegiatan perekonomian mengalami pasang surut juga karena adanya gejala yang disebut gelombang konjungtur, istilah lain untuk “business cyle”. Masa pasang disebut depresi. Untuk satu kali siklus yang merupakan jarak antara berakhirnya resesi yang satu ke saat berakhirnya resesi berikutnya, memekan waktu antara 4 sampai sekitar 16 tahun. Dalam menghadapi fluktuasi siklikal ini bank harus memperhitungkan kemungkinan meningkatnya kebutuhan dana guna meningkatkan kapasitas pemberian kredit pada masa pasang dan meningkatnya kelebihan dana kredit pada masa surut.

CARA MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN BANK

Dalam melakukan penilaian untuk menentukan tingkat kesehatan Bank, Bank Indonesia menetapkan digunakannya kelompok faktor, yaitu:
A.Keadaan keuangan yang terdiri dari:
a)Likuiditas
b)Rentabilitas
c)Solvabilitas
B.Kualitas aktiva yang produktif, yaitu semua aktiva baik dalam rupiah maupun valuta asing yang dimiliki oleh bank dengan maksud untuk dapat memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya, antara lain:
a)Pinjaman yang diberikan
b)Wesel dan promes yang dibeli dan didiskonto
c)Efek – efek atau surat – surat berharga lain yang diperjual belikan di bursa
d)Deposito dan sertifikat deposito bank – bank lain
e)Pernyertaan pada perusahaan lain
C.Tata kerja dan kepatuhan terhadap peraturan perbankan, ini terdiri dari :
a)Tata cara perkreditan
b)Aktivitas di bidang devisa
c)Penyampaian laporan berkala
d)Internal control
e)Fasilitas “crosss-clearing”
f)Giro / saldo wajib di bank Indonesia
g)Jaminan bank
h)Ceiling ekspansi aktiva netto/penerimaan dan luar negeri
i)Penutupan rekening nasabah yang menarik check, bilyet atau giro kosong
j)Denda “over draft”
k)Pelanggaran atau penyimpangan lain – lain
Selanjutnya untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat likuiditas sebuah bank, Bnak Indonesia telah mengembangkan konsep likuiditas wajib minimum, yang dalam literature ekonomi moneter sering disebut “legal reserve ratio”.
Dan yang dimaksud dengan likuiditas minimum tersebut adalah perbandingan antara jumlah alat likuid pada satu masa laporan dengan jumlah dana pihak ketiga dalam satu masa laporan pada dua masa laporan sebelumnya. Menurut peraturan yang berlaku sekarang tingginya likuiditas wajib minimum dalam rupiah ditetapkan sekurang – kurangnya 2%.
Rumus perhitunganya sebagai berikut :
AL
WM = x 100% = 2%
D3
Keterangan :
LWM : likuiditas wajib minimum
Al : jumlah alat likuid dalam satu masa laporan
D3 : jumlah dana pihak ketiga dalam satu masa laporan pada dua masa laporan sebelumnya
Adapaun komponene alat likuid yang dimaksud dalam peraturan tersebut terdiri dari:
a) Uang tunai
b) Saldo giro pada Bank Indonesia
Sedangkan komponen – komponen dana pihak ketiga terdiri atas kewajiban bank kepada pihak ketiga bukan bank dan bukan LKBB berupa:
a)Giro
b)Deposito berjangka
c)Sertifikat deposito
d)Tabungan
e)Kewajiban jangka pendek lainya
Untuk pelangggaran terhadap ketentuan – ketentuan mengenai pemeliharaan likuiditas wajib minimum tersebut, diberikan sanksi – sanksi sebagai berikut :
1)Bank dan LKBB yang melanggar ketentuan mengenai kewajiban likuiditas minimum dikenakan bunga sebesar 3% sebulan, yang dihitung atas dasar kekeurangan jumlah alat likuid yang seharusnya dipelihara dalam satu masa laporan.
2)Kelembatan pembayaran laporan likuiditas berkala ( kepada Bank Indonesia yang wajib bagi semua bank dan LKBB dikenakan kewajiban membayar sebesar Rp. 1.000.000,-
3)Terhadap bank dan LKBB yang melaporkan angka – angka yang tidak benar dikenakan sangsi kewajiban membayar sebesar 3% sebulan dari jumlah alat likuid yang wajib dipelihara dalam periode laporan.
Selanjutnya menurut ketentuan yang berlaku, tingkatan – tingkatan kesehatan likuiditas bank dibeda – bedakan lagi sebagai berikut :
I.Ditinjau dari segi intensitas pelanggaran ketentuan pemeliharaan likuiditas minimum bank dinilai:
a)Sehat, apabila dalam dua belas bulan ( 1 tahun ) terkahir bank tidak pernah melanggar ketentuan “cash ratio” dalam tiga bulan terakhir tidak terjadi pelanggaran lebih dari 3 kali berturut – turut.
b)Cukup sehat apabila : dalam 12 bulan terkahir melanggar ketentuan “cash ratio” lebih dari pada 6 kali sampai dengan 12 kali atau dalam 3 bulan terakhir melanggar ketentuan “cash ratio” lebih dari pada 3 kali sampai dengan 5 kali berturut – turut.
c)Kurang sehat, apabila : dalam 12 bulan terkahir melanggar ketentuan “ cash ratio” lebih dari pada 12 sampai dengan 24 kali atau dalam 3 bulan terkahir melanggar ketentuan “cash ratio” lebih dari pada 5 kali sampai dengan 9 kali berturut – turut.
d)Tidak sehat, apabila : dalam 12 bulan terkahir melanggar ketentuan “ cash ratio” lebih dari pada 24 kali atau dalam 3 bulan terkahir melanggar ketentuan “ cash ratio” lebih dari 9 kali berturut – turut.
Untuk pelanggaran cash ratio valuta asing dalam menetapkan jumlah kali pelanggaran tersebut diatas dihitung sebagai setengah kali pelanggaran.
Sumber :
Peter S.Rose dan Donal R. Fraser, the management of Bank Funds, McGraw Hill Book Company, Inc., New York 1951

MANAJEMEN BANK DALAM KERANGKA ILMU

Ilmu Pengetahuan Manajemen Bank Umum, seperti yang merupakan bahan kupasan pokok buku ini, dapat dikatakan termasuk dalam lingkup ilmu manajemen perusahaan. Dalam buku yang mereka tulis bersama berjudul Managerial Economics, James L. Pappas, Eugene F. Brigham dan Mark Hirschey, membuat sistematika pengelompokan cabang – cabang ilmu manajemen perusahaan / “ Bussiness Management” sebagai berikut :
a. Functional Area ( Bidang Fungsional ) Mencakup antara lain Akuntansi, Belanja, pemasaran, Personalia, dan produksi.
b. Tool Area ( Bidang Alat ), mencakup antara lain akuntansi, Organisasi, Metode Kuantitatif : Operation Research dan Statistik.
c. Special Area ( bidang – bidang khusus ) yaitu perbankan dan peraturan perusahaan
d. Integrating Courses ( matakuliah terpadu ), mencakup antara lain mata kuliah kebijaksanaan perusahaan dan ekonomika manajerial
Kerangka dasar ilmu manajemen perusahaan tersebut dapat dirinci lebih lanjut. Ambil saja bidang pembelanjaan. Bidang manajemen pembelanjaan biasa dibagi menjadi beberapa sub bidang. Diantaranya adlah : Manajemen modal kerja, Manajemen Investasi, analisis laporan keuangan, anggran keuangan perusahaan, pasr modal, manajemen portofolio dan sebagainya. Contoh lainya adalah pemasaran ( Marketing ) dapat dibagi menjadi perdagangan eceran, perdagangan besar, pemesaran barang – barang manufactur, pemasaran Internasional, Periklanan, Analisis Pasar, Riset Pemasaran, Promosi Penjualan, dan sebagainya.
Untuk ilmu manajemen bidang – bidang khusus, misalnya manajen bank, manajemen transportasi, manajemen hotel dan sebagainya, pembedaan materi bahas yang didasrkan pada pembedaan bidang fungsionalnya kiranya lebih tepat, dan karenanya juga lebih berarti. Dengan dasar pembedaan ini kita menemukan : akuntansi bank, manajemen pemasaran jasa – jasa perbankan, analisis kredit bank, manajemen portofolio Bank, manajemen sumber dana dan sebagainya.
Dengan memperhatikan sistematika pengelompokan ilmu – ilmu manajemen perusahaan seperti diuraikan diatas, timbul pertanyaan: “ Dimanakah letak Ilmu Manajemen Bank dalam kerangka tersebut? Dari bagan pengelompokan seperti diungkapkan diatas bisa disaksikan bahwa manajemen bank tergolong kategori manajemen “ special area” atau ilmu manajemen bidang khusus”.
Cabang – cabang ilmu manajemen perusahaan yang termasuk dalam kelompok pertama, yaitu kelompok “ functional area” berisi di dalamnya prinsip – prinsip dan teori – teori yang sifatnya sangat umum, tidak terikat oleh tempat dan waktu. Sifat seperti itu disebut abstrak universal. Demikian juga ilmu pengetahuan yang termasuk kategori “ tools of analysis” bersifat masih bebas dan belum dikaitkan dengan bidang atau masalah tertentu. Oleh karena bersifat abstrak universal itulah maka prinsip – prinsip tersebut bisa diterapkan untuk semua bidang usaha “ special area”manapun. Hanya saja dalam menggunakan alat analisis, prinsip – prinsip dan teori termaksud harus disesuaikan dengan permasalahannya.
Berbeda dengan cabang – cabang ilmu manajemen perusahaan yang tergolong dalam kelompok pertama dan kedua, yang memulai dari pernyataan – pernyataan yang sifatnya umum, pada umumnya diilkuti denga contoh – contoh penerapanya, maka untuk cabang – cabang ilmu manajemen perusahaan yang tergolong dalam kategori ketiga ( yaitu majajemen dalam bidang tertentu “ special area “) pemfokusan perhatian diarahkan pada bidang usahanya. Bidang usaha yang dimaksud diambilkan dari dunia praktek / dunia nyata. Apabila dirasakan oleh masyarakat ( yaitu lewat lembaga pendididkan ) betul – betul diperlukan, maka muncullah cabang ilmu manajemen bidang khusus baru. Sekalipun lembaga perbankan sudah dikenal paling sejak puluhan abad yang lalu misalnya, cabang ilmu manajemen perbankan, kepopuleranya baru menonjol di abad ke 20 ini.
Maka dari itu, banyak hal yang mengenai contohnya : likuiditas bank, solvabilitas bank, laporan keuangan bank, analisis produk dan jasa perbankan, maslah pemasaran jasa perbankan dan lainya. Terlebih dahulu akan disajikan uraian – uraian deskriptif mengenai jenis – jenis bank dan lembaga – lembaga keuangan lainya. Ketentuan pemerintah, lingkungan bisnis perbankan Indonesia, keadaan persaingan pasar kredit dan sebagainya.
Dalam langkah pertama tersebut teori – teori dan prinsip – prinsip yang mempunyai sifat abstrak universal seperti dimaksudkan di atas, besar juga jasanya. Untuk kelengkapan data factual yang diperlukan, teori – teori dan prinsip, sepanjang digunakan secara benar. Bisa memberikan semacam panduan dan juga semacam alat pengecek kebenaran dan kelengkapan data faktual.


Sumber :
Pengantar manajemen bank umum, soedjiono reksoprajitno; penerbit Universitas Gunadarma

Mengenal Dunia Perbankan

 Bank – Bank Pertama di Dunia
Lembaga keuangan pada umumnya dan lembaga perbankan pada khususnya yang kita jumpai pada waktu sekarang merupakan hasil evolusi yang telah menelan waktu berpuluh adad. Sekalipun belum berhasil diketahui secara pasti kapan bank pertam alahir di permukaan bumi ini, namun yang jelas peninggalan lempengan – lempengan tanah liat direruntuhan bangunan – bangunan kuno di Negara Babylonia yang berasal dari tahun 2000 sebelum Masehi menunjukkan bahwa pada waktu itu telah beroprasi lembaga – lembaga keuangan yang menyerupai bank – bank tabungan. Selanjutnya dari peninggalan – peningalan lainya yang lebih muda usianya, bisa ditarik kesimpulan, bahwa pada abad ke 9 SM mereka telah menggunakan surat tanda tagihan berbentuk promes dan cek. Dalam abad ke 6 SM mereka telah menggunakan kredit hipotik – hipotik.
Sejarah perkembangan lembaga keuangan di Negara Babylonia kuno terhenti dengan runtuhnya kerajaan mereka yang sangat terkenal itu. Baru kemudian, pada jaman kebangkitan kembali / renaissance, terutama pada jamanya kota – kota dagang Venice dan Florence berkembang, kembali banyak meninggalkan benda – benda sejarah dibidang perbankan. Sebuah Bank Umum yang pertama didirikan di Venice pada tahun 1587 polanya banyak ditiru oleh bank yang didirikan di Amsterdam pada tahun 1609 dan di Hamburg pada tahun 1618. Warkat promes dan cek yang sekarang banyak digunakan merupakan warisan hasil peradaban dari masa tersebut yang telah mengalami proses- proses penyempurnaan.
Sejarah Manajemen Perbankan di Indonesia dimulainya juga sudah culup lama. Didirikanya bank sentral jaman penjajahan belanda dengan nama DE Javasche Bank pada tanggal 10 Oktober 1827, merupakan bukti bahwa manajemen perbankan di bumi nusantara ini sampai sekarang telah berkiprah lebih dari 160 tahun.

Sumber :
Loring C Farwell, ed Financial Institutoins, Edisi 4 Richard D. Irwin, Inc., Homewood, Illinois, 1966
The Origin, Concept and Growth of the Indonesian Banking System, The New Nusantara Publishing Coy., Jakarta, 1959

Sejarah Ringkas Perbankan di Indonesia

Periode l : pada jaman penjajahan belanda sampai pendudukan jepang .
Beroperasinya bank – bank milik belanda ( De Javasce Bank, De Nederlandsche Handel Maatschappij, De Nationale Handelsbank dan Escompto Bank ), Inggris ( The Chartered Bank Of India, Australia dan China, dan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation ), Tionghoa ( The Overseas Chinese Banking Corporation, The Bank Of China, NV Bankvereeninging Oie Tiong Ham ), Jepang ( The Bank of Taiwan, The Yokohama Species Bank dan The Mitshui Bank ), dan juga pribumi ( disamping banyak Bank – bank kecil juga terdapat bank nasional Indonesia yang berdiri pada tahun 1029, Bank Desa, Lumbung Desa, dan Algemense Volkscredietbank AVB ).
Periode ll : Masa Pendudukan Jepang sampai kemerdekaan 1945.
Pada tahun pertama pendudukan jepang, kantor – kantor bank ditutup. Dan pada tanggal 20 oktober 1942 semua Bank Belanda, Inggris dan sebagian Tionghoa dilikwidasi. Kegiatan Bank dilanjutkan oleh lembaga kredit jepang yaitu Syomin Ginko. Setelah itu pemerintah jepang diindonesia mendirikan bank peredaran ( Sirkulasi ) Nanpo Kaithatsu Ginko yang berpusat diTokyo.
Periode lll : Masa kemerdekaan sampai dikeluarkannya UU Perbankan tahun 1967:
a. Pada masa RIS ( Republik Indonesia Serikat ), wilayah Indonesia terbagi dua, yaitu Wilayah Federal yang dikuasai Belanda. Diwilayah republic berdiri Bank Negara Indonesia ( BNI 1946 ), Bank Rakyat Indonesia ( BRI 1946 ) dan Bank swasta lain seperti Bank Surakarta MAI ( 1945 ), Bank Indonesia di Palembang ( 1946 ), Bank Dagang Nasional di Medan ( 1946 ), dan Indonesia Banking Corporation ( IBC ) yang kemudian menjadi Bank Amerta di Yogyakarta. Didaerah Federal terdapat NV Bank Sulawesi di Manado ( 1946 ), NV Bank Perniagaan Indonesia di Jakarta ( 1948 ), Bank Timur NV Semarang ( 1949 ), Bank Dagang Indonesia NV Banjarmasin ( !949 ) dan Banyak lainya.
b. Perkembangan selanjutnya adalah dibukanya Bank Industri Negara ( 1951 ) yang bergerak di bidang pembelanjaan pembangunan khususnya industry dan pertambangan. Pada tahun 1960 didirikan Bank Pembangunan Indonesia ( BAPINDO ), BIN melebur didalam Bapindo pada tanggal 16 Agustus 1960. Bapindo dimaksudkan sebagai pusat penghimpunan modal untuk pembiayaan Pembangunan Nasional Semesta Berencana ( PNSB ). Bank Pemabangunan Daerah ( BPD ) didirikan berdasarkan Undang – undang no 13 tahun 1962.
c. Pada Masa perekonomian terpimpin, perbankan diindonesia melebur menjadi Bank Tunggal. Selain itu, Bank milik Belanda dinasionalisasi pada tahun 1958, Bank tersebut diantaranya Escomto Bank menjadi Bank Dagang Negara ( BDN ), Nederlandse Handdelsbank menjadi Bank Umum Negara ( BUNEG ), dan Nederlandsce Handelsmaatschappij menjadi Bank Koperasi Tani dan Nelayan ( BKTN ) Exim. Dengan penetapan Presiden nomor 8,9,10,11,13 an : 17 tahun 1965 semua Bank Negara yang bersifat umum diintegrasikan menjadi bank tunggal bernama Bank Negara Indonesia. Bank yang diinteregrasikan adalah BI, BKTN, BNI, BUNEG, dan BTN. Selanjutnya BI menjadi Bank Bank Negara Indonesia Unit I, BKTN menjadi BNI Unit ll, BNI menjadi BNI Unit lll, Buneg menjadi BNI Unit lV dan BTN disebut BNI Unit V. kegiatan perbankan pada masa ini mirip dengan departemen pemerintah. Hal ini karena Bank memiliki anggaran tertentu untuk melaksanakan kegiatannya. Dan anggaran ini ditemukan oleh pemerintah.
Periode lV : Keadaan perbankan setelah 31 Desember 1967 :
a. Perode ini merupakan periode Baru ( Orde Baru ), perekonomian terpimpin diganti degan perekonomian yang lebih demokratis berdasarkan UUD 1945 dan Pancasila. Berdasarkan UU no 13 tahun 1968 Bank Indonesia murni menjadi Bank Sentral dan melepaskan aktivitas komersialnya. Bank – bank pemerintah yang lain diatur berdasarkan UU no 14 tahun 1967. Bank – bank pemerintah ini dikembalikan menjadi Bank Umum dengan tugas khusus, yaitu BNI Unit ll menjadi Bank Ekspor Impor Indonesia bergerak dibidang Ekspor dan Impor, BNI Unit lll menjadi BNI 1946 bergerak terutama di bidang Industri dan Prasarana, BNI Unit lV menjadi Bank Bumi Daya ( BBD ) bergerak dibidang perkebunan dan Kehutanan, Bank Dagang Negara ( BDN ) bergerak dibidang pertambangan, dan BRI terutama bergerak di sector pertanian ( Koperasi, Tani dan Nelayan ). Disamping Bank – bank pemerintah tersebut juga tumbuh Bank – bank swasta nasional dan swasta asing. Namun demikian pemerintah masih menentukan suku bunga, menetapkan pagu kredit dan memberikan Kredit Likuiditas Bank Indonesia untuk mendorong kegiatan Bank – bank umum pemerintah tersebut.
b. Pada Tanggal 1 Juni 1983, pemerintah melakukan deregulasi perrrbankan yang pertama, dengan deregulasi ini bank – bank umum pemerintah dibebaskan dalam menentukan suku bunga kredit deposito, pagu kredit dihapuskan, kredit likuiditas juga dihapus. Dengan deregulasi ini, bank Umum pemerintah beroprasi seperti Bank swasta.
c. Pasa tanggal 27 Oktober 1988 pemerintah mengeluarkan deregulasi perbankan yang kedua, dikenal dengan PAKTO 1988. Pakto ini diusahakan untuk mendorong kompetisi dalam dunia perbanakan, meningkatkan kegiatan di pasar modal, mendorong ekspor non migas, mobilisasi tabungan dalam negeri dan mengefektifkan kebijakan moneter pemerintah. Pemerintah memperbolehkan institusinya untuk menyimpan 50 persen dananya di Bank Swasta. Selain itu pendirian cabang bank swasta diperlunak dan Bank asing boleh membuka cabang di 6 kota besar di Indonesia. Disamping itu cadangan wajib diturunkan dari 15 persen menjadi 2 persen.
d. Kelesuan perekonomian dan kredit macet telah mempengaruhi kelanjutan kegiatan perbankan di Indonesia. Pada era 1990-an Perbankan di Indonesia menganut kebijakan hati – hati ( prudential banking ). Berbagai kebijakan pemerintah yang mempengaruhi kehidupan perbankan adalah : kebijakan uang ketat ( tight money policy ) tahun 1990, Paket Januari 1991, dan paket Februari 1992.

Sumber : Dasar – dasar dan Mekanisme Perbankan, Edisi Revisi Angkasa Persada Indonesia 1987.
OP Simorangkis.

AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK

Penanaman dana bank meliputi penanaman dana dalam alat likuid atau kas, penanaman dana pada lembaga keuangan, penanaman dana dalam bentuk perkreditan dan penanaman dana dalam akativa tetap.

Tujuan dan apenanaman dana adalah untuk memperoleh (menciptakan) pendapatan bank melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan.

Jenis penanaman dana antara lain: remise atau pengiriman uang antar cabang dalam bentuk suatu bank, penanaman pada bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka , call money, deposito deposits on call, surat berharga, serta penanaman dana dalam bentuk kredit.

1.PENANAMAN DANA ALAT LIKUID ATAU KAS (KAS DAN BANK)

Dalam penanaman dana kas untuk tujuan operasional harus diperhatikan dasar kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap hari. Sedangkan penenaman dana kas ke bank lain harus memperhatikan syarat minimum yang harus dipelihara oleh bank (5% dari dana masyarakat yang dimiliki oleh bank), sehingga terjada likuiditasnya.

Tujuan penanaman uang kas

 Untuk kegiatan operasional
 Untuk memelihara likuiditas
 Untuk menghindari terjadinya over/underliquid
 Untuk memanfaatkan kelebihan dana
 Pendapatan

1.1 REMISE
Adalah : pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lain.

Akuntansi remise:
a. Saat pengiriman uang pisik ke cabang
D: RAK- Cabang
K: Kas

b. Saat menerima uang pisik dari cabang
D: Kas
K: RAK- Cabang

1.2. Penanaman Alat Likuit dalam Rekening Bank Lain

Akuntansi penanaman pada bank lain:
1. Saat penanaman
D: Bank lain-deposito
D: Bank lain- Call money
K: BI- Giro

Kasus: Bank Mega Jakarta membeli deposito berjangka Bank ABC sebesar Rp 200.000.000 suku bunga 24% setahun, jangka waktu 3 bulan. Selain itu Bank Mega menempatkan sebagian dananya pada bank XYZ Jakarta untuk call money sebesar Rp 400.000.000 dengan suku bunga 30% setahun, dana dapat ditarik sewaktu-waktu. Bank Mega juga juga menempatkan uangnya pada bank RST Jakarta dalam bentuk deposits on call sebesar Rp 450.000.000 suku bunga 26% setahun jangka waktu 2 bulan. Pembayaran kepada lembaga keuangan tersebut di atas dilakukan atas beban rekening giro bank Mega- Jakarta pada Bank Indonesia.

D: Bank lain – deposito berjangka Rp 200.000.000
D: Bank lain - Call money-Rekening Rp 400.000.000
D: Bank Lain – Deposits on Call-rekening Rp 450.000.000
K: Bank Indonesia – Giro Rp 1.050.000.000

2. Saat penerimaan bunga:
D: Bank lain-deposito
K: pendapatan bunga-deposito
D: Bank lain-giro- Rekening Bank ABC Rp 4.000.000
D: Bank lain-giro- Rekening Bank XYZ Rp 10.000.000
D: Bank lain-giro- Rekening Bank RST Rp 9.750.000
K: pendapatan bunga-penempatan –deposito berjangka Rp 4.000.000
K: pendapatan bunga-penempatan –Call money Rp 10.000.000
K: pendapatan bunga-penempatan –Deposits on Call Rp 9.750.000

2. SURAT BERHARGA
Penanaman uang dalam bentuk surat berharga bersifat sementara dan untuk dijual kembali saat diproyeksikan adanya keuntungan dari surat berharga tersebut

Kreteria :
 Mempunyai pasar yang dapat diperjual belikan segera
 Untuk dijual segera bila ada kebutuhan dana
 Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain

Jenis Jenis Surat Berharga
 Saham
 Wesel
 Obligasi
 Sekuritas kredit
 Surat berharga lain yang lazim diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal

Akuntansi Surat berharga :
 Pembelian

Kasus: Pada tanggal 31 Juli Bank Mega membeli selembar obligasi PT Jasa marga yang berjangka waktu 10 tahun dengan nilai nominal 10 juta pada kurs sebesar 98% dan suku bunga sebesar 15% setahun dibayarkan setiap tanggal 1 Juni dan 1 Desember.

D: Surat Berharga – Obligasi Rp 10.000.000
D: Pendapatan Bunga Obligasi Rp 250.000
K: Pendapatan Premi Obligasi Yang ditangguhkan Rp 200.000
K:Kas Rp 10.050.000

 Pembayaran bunga tanggal 1 Desember
D:Kas Rp 750.000
K:Pendapatan Bunga Obligasi Rp 750.000

Pada tanggal 31 Desember obligasi harus disajikan di neraca dan diamortisasi dari pendapatan yang ditangguhkan.

D: Pendapatan Premi Obligasi yang ditangguhkan Rp 10.000
K: Pendapatan Premi Obligasi Rp 10.000

 Penjualan

Surat berharga yang hendak dijual memiliki harga pokok yang dapat dihitung dengan metode FIFO atau metode rata (terutama apabila terdapat lebih dari satu macam surat berharga obligasi atau portfolio.

Kasus : Obligasi Jasa Marga tersebut dijual setelah 8 bulamn dimiliki atau pada tanggal 1 Maret dengan harga 101,

Pencataan untuk pengalokasian terakhir premi obligasi dengan ayat jurnal :

D: Pendapatan Premi yang ditangguhkan Rp 3.333
K: Pendapatan premi obligasi Rp 3.333

Pencatatan penjualan obligasi dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut:

D: Kas Rp 10.475.000
D: Pendapatan Premi Obligasi Yang ditangguhkan Rp 186.667
K: Pendapatan premi obligasi Rp 186.667
K: Surat berharga Obligasi Rp 10.000.000
K: Pendapatan Bunga Obligasi Rp 375.000
K: Keuntungan dari Penjualan surat berharga Rp 100.000

 Penilaian

Penilaian Surat Berharga Pasar Uang

Kasus: Bank Omega membeli Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dengan nominal Rp 500 juta dengan suku bunga 12% setahun. Bunga SBI diterima di muka dan jangka waktu selama 2 bulan. Pembayaran dilakukan atas beban rekening giro pada Bank Indonesia.

Saat pembelian :
D: Surat berharga – SBI Rp 500.000.000
K: Pedapatan bunga SBI yang belum diamortisasi Rp 10.000.000
K: BI- Giro Rp 490.000.000


Pada akhir bulan pertama setelah pembelian SBI dilakukan pengalokasian pendapatan bunga SBI sbb:

D: Pendapatan Bunga SBI yang belum diamortisasi Rp 5.000.000
K: Pendapatan Bunga SBI Rp 5.000.000
Penyajian SBI dalam Neraca setelah akhir bulan pertama:
D: BI-Giro Rp 500.000.000
D: Pendapatan Bunga SBI yang belum diamortisasi Rp 5.000.000
K: Surat berharga –SBI Rp 500.000.000
K: Pendapatan bunga SBI Rp 5.000.000

Penilaian Terhadap surat berharga yang dimiliki dalam bentuk portfolio harus dinilai berdasarkan harga riil:
1. Sebesar harga perolehan (cost)
2. Sebesar harga terendah antara cost dan market (COMWIL).
Apabila terjadi selisih harga diakui sebagai kerugian penurunan nilai SB. dengan mengkredit perkiraan surat berharga yang bersangkutan “Penyisihan untuk penurunan nilai surat berharga”.

Kasus:
Bank Omega memiliki portfolio surat berharga sebesar harga perolehan Rp 125.000.000dan kemudian setealh dilakukan penilaian harga pasar bernilai Rp 115.000.000, maka kerugian ini akan dibukukan dengan ayat jurnal sbb:

D: Biaya Kerugian Penurunan Nilai surat berharga Rp 10.000.000
K: Penyisihan untuk Penurunan nilai surat berharga Rp 10.000.000

Sehingga nialai surat berharga setelah penurunan nilai adalah sbb:
Surat berharga Rp 125.000.000
Dikurangi: Penyisihan untuk penurunan nilai suara berharga Rp 10.000.0000
Surat berharga, bersih Rp 115.000.000

KREDIT YANG DIBERIKAN

Aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh bank yang menghasilkan pendapatan besar adalah debitur/kredit.

Akuntansi untuk kredit ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu memberikan informasi yang efektif kepada manajemen

• Jenis kredit yang diberikan oleh bank
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Profesi, dsb.

• Jangka waktu kredit:
a. Kredit jangka pendek
b. Kredit jangka panjang

•Akuntansi Kredit meliputi:

Akuntansi kredit meliputi beberapa prosedur:
a. Persetujuan dan pemberian pagu kredit
b. Penarikan cek oleh nasabah/debitur
c. Pembebanan bunga pada debitur
d. Pelunasan pokok
e. Wanprestasi pembayaran
f. Penilaian debitur pada neraca

Persetujuan Dan Pemberian Kredit

• Saat persetujuan kredit dicatat:
K: Rek.Admin rupiah-kredit yg disetujui

Kasus: Bank Omega–Jakarta telah menyetujui pemberian kredit investasi kepada PT Pizzaria sebesar Rp 250.000.000 untuk rencana expansi usaha dengan suku bunga sebesar Rp 1.500.000, biaya materai dan lainnya Rp 50.000, biaya notariat pada notary Andi sebesar Rp 5.000.000 dibebankan dan dibayar lansung oleh calon nasabah pada bank Omega-Jakarta. Oleh Bank Jakarta komitmen ini dicata:

K: Rek. Administrasi-Kredit yang telah disetujui Rp 250.000.000

Sedangkan untuk perhitungan provisi kredit dicatat:
D: Giro – debitur
K: Pendapatan provisi kredit
D: Giro-Rekening PT Pizaria Rp 6.550.000
K: Pendapatan Provisi Kredit Rp 1.500.000
K: Persediaan Formulir Berharga Rp 50.000
K Giro – Rekening Tn Andi Rp 5.000.000

b. Saat Penarikan Kredit Oleh Debitur
Setiap terjadi penarikan oleh debitur dibukukan dalam rekening efektif
D: Debitur
K: BI – Giro

Kasus : PT Pizzaria menarik selembar cek debitur yang telah disetujui sebesar Rp 35.000.000 kepada Pt MNA, kemudian cek disetorkan ke Bank Omega – Jakarta untuk keuntungan PT MNA, nasabah Bank ABC – Jakarta melalui kliring. Oleh Bank Omega Jakata dibukukan:

D: Debitur-Rekening PT Pizzaria Rp 35.000.000
K: Bank Indonesia-Giro Rp 35.000.000

Dan dicatat pada rek. Administratif :

D: Rek. Adm.rupiah – kredit yg disetujui Rp 35.000.000

c.Perhitungan Bunga Kredit
Besarnya bunga dihitung dari lamanya hari outstanding kredit .
Pengakuan pendapatan bunga dilakukan:
1. Accrual basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur tunggakn bunga
K: Pendapatan bunga debitur

2. Cash basis (saat penerimaan): bila debitur merupakan non-performing loan:
D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur

Kasus:
Sampai akhir bulan PT Pizzaria tidak melakukan mutasi lagi. Maka pencatan bunganya sbb (bunga 28%/tahun) :

1. Accrual basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur Tunggakan Bunga- Rekening PT Pizzaria Rp 816.667
K: Pendapatan Bunga Debitur Rp 816.667

2. Cash basis (saat penerimaan)
D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur Rp 816.667

d. Pelunasan bunga
1. Accrual basis
D: BI – Giro
K: Debitur tunggakan bunga
2. Cash basis
D: BI – Giro
K: Pendapatan bunga-debitur
3. Rekening administratif dicatat:
K: Rek.admin-debitur tunggakan bunga

Pelunasan pokok pinjaman. Pada saat pelunasan kredit dicatat:
D: Kas
K: Debitur- rek.debitur

Koletibilitas meliputi:
 Lancar(standar)
 Kurang lancar (sub-standar)
 Diragukan (doubtful)
 Macet (uncollectible)

e. Wanprestasi Nasabah Debitur
Bila terjadi wanpestasi dalam pelunasan pokok, maka pencatatnya harus dipisah kan dari debitur yang masih aktif
D: Debitur tunggakan pokok
K: Debitur – Rek. debitur

Praktek kredit yang berjalan saat ini harus membeda-bedakan berdasarkan kolektibilitasnya. Kolektibilitas terdiri dari :
1. Lancar :
bila nasabah ybs tidak pernah melakukan penunggakan (bayar tepat waktu).
2. kurang lacar :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman (3. diragukan :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman >dari 6 bulan)
4. macet.: diragukan :
nasabah telah tidak mampu lagi melunasi kewajibannya baik bunga ataupun pokok.

Tujuannya untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam mengambil keputusan
g. Penilaian Debitur Pada Neraca
 Penilaian debitur pada neraca dilakukan atas dasar kolektibilitas debitur yang outstanding
 Penyisihan dibebankan ke ikhtisar laba-rugi dalam rek.Biaya penyisihan debitur diragukan

D: Biaya debitur ragu
K: Penyisihan debitur diragukan

KasusSaldo debitur Bank Omega –Jakarta sebesar Rp 20.000.000.000 terdiri dari :

Kolektibilitas I Rp 18.000.000.000
Kolektibilitas II Rp 2.000.000.000

Penyisihan debitur ragu-ragu :

Kolektibilitas I = 1% (Rp 18.000.000.000*50%) = Rp 90.000.000
Kolektibilitas II = 5% (Rp 2.000.000.000*50%) = Rp 50.000.000

Besarnya penyisihan debitur:

D: Biaya Debitur ragu Rp 140.000.000
K: Penyisihan Debitur diragukan Rp 140.000.000

Dengan demikian rekening debitur disajikan dineraca :

Debitur (pokok) Rp 20.000.000.000
Penyisihan Debitur Ragu Rp 140.000.000
Bersih Rp 19.860.000.000

Kamis, 15 April 2010

Pedoman Akuntansi Perbankan

Sehubungan dengan dilakukannya penyempurnaan oleh Ikatan Akuntan Indonesia terhadap beberapa Standar Akuntansi Keuangan yang saat ini berlaku, maka pedoman akuntansi perbankan yang merupakan penjabaran lebih lanjut dari PSAK yang relevan untuk industri perbankan juga perlu disesuaikan, termasuk penyesuaian terkait dengan penerbitan PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yang akan berlaku sejak 1 Januari 2010.

Pedoman Akuntansi Perbankan disusun dengan kerjasama antara Bank Indonesia, perbankan, dan Ikatan Akuntan Indonesia. Dengan PAPI diharapkan dapat terjadi peningkatan transparansi kondisi keuangan bank sehingga laporan keuangan bank menjadi semakin relevan, komprehensif, andal, dan dapat diperbandingkan.

Pemberlakuan pedoman akuntansi perbankan 2008 diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 11/4/DPNP tanggal 27 Januari 2009 perihal Pelaksanaan Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia. Sebagai petunjuk pelaksanaan dari PSAK maka untuk hal-hal yang tidak diatur dalam PAPI tetap mengacu kepada PSAK yang berlaku

Pengertian Manajemen Perbankan

Setiap kali menyebut kata "Bank" kita selalu mengkaitkan dengan uang. dan memang Bank merupakan lembaga keuangan atau perusahaan yang bergerak dibidang jasa keuangan atau perusahaan yang melayani jasa penyimpanan uang masyarakat atau negara, jasa keuangan atau Bank seperti sekarang banyak macamnya & banyak beberapa jasa bank yang melayani dengan sistem yang berbeda dan bermacam - macam hadiah pula. fungsi bank rata - rata hampir sama yaitu perantara masyarakat yamg mempunyai dana dan masyarakat yang membutuhkan dana.

Karena Bank berfungsi sebagai perantara maka faktor " Kepercayaan" dari masyarakat merupakan faktor utama dalam menjalankan bisnis perbankan. Manajemen Bank dihadapkan pada berbagai upaya untuk menjaga kepercayaan masyarakat, dalam hal ini para nasabahny, mengelola perbankan harus secara profesional. karena mengelola Bank sangat berbeda dengan perusahaan lainya. Mengemas produk perbankan tidak hanya terhadap produk saja akan tetapi juga terhadap akurasi administrasi dan kesanggupan serta kecakapan para SDM Bank tersebut untuk menjual & memasarkanya.
Ada 3 kelompok jasa Bank yang perlu dikelola antara lain:

"Funding" artinya Menghimpun dana
"Lending" artinya Menyalurkan dana atau secara kredit
"Servis" artinya Pelayanan Bank lainya seperti Customer Servis, Jasa Pelayanan Pelanggan, Hadiah Dll

Ketiga kelompok tersebut dalam pelayanan saling bersamaan karena peranan manajemen perbankan saling berkaitan antara yang satu dan yang lainya. dan jika manajemen bank tidak mengaitkan akan terjadi seperti kasus century seperti sekarang ini.
didalam manajemen perbankan haruslah profesional dalam memimpin atau memenej jika tidak maka apa yang selami ini diharapkan tidak akan sesuai dengan yang kita harapkan atau bisa mengakibarkan kerugian yang sangat besar bagi bank tersebut.

Jadi Manajemen Perbankan adalah bagaimana seseorang atau kelompok dapat mengelola ketiga jasa yang dimaksud diatas secara profesional dan simultan laba secara optimal.

Gambaran Umum Manajemen Perbankan

Bank adalah lembaga keuangan yang fungsi utamanya menyediakan jasa intermediasi & jasa keuangan lainnya kepada perusahaan dan rumah tangga, dengan tujuan untuk memaksimumkan kekayaan pemilik.

Dari definisi tercakup: fungsi & tujuan bank.
Manajemen bank umum: proses pengambi-lan keputusan keuangan pada bank untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Arti penting Manajemen bank umum:

  • Persaingan yang semakin ketat dalam bisnis an-tar bank (Lembaga Depositori) dan dengan LK lain.
  • Mayoritas aset bank adalah aset keuangan, sehingga lebih mudah disalahgunakan
  • Sifat bisnisnya yang mengutamakan kerahasia-an & kepercayaan menuntut bank harus menerapkan prinsip kehati-hatian
  • Peraturan yang sangat ketat terhadap perban-kan menuntut bank untuk kreatif dan inovatif

KLASIFIKASI BANK

Bank diklasifikasi berdasarkan berbagai macam perspektif, yaitu:

  • Segi fungsinya
  • Segi kepemilikannya
  • Segi status
  • Segi Penentuan harga

Berdasarkan segi fungsinya, bank diklasifi-kasi menjadi :
  • Bank umum (komersial & syariah): bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberi-kan jasa dalam lalu lintas pembayaran
  • BPR: bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasar-kan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran

Berdasarkan segi kepemilikannya, bank diklasifikasi menjadi :
  • Bank Pemerintah: bank yang sebagian besar modalnya dimiliki oleh pemerintah, baik pusat maupun daerah
  • Bank swasta nasional: bank yang seba-gian besar modalnya dimiliki oleh swasta nasional Indonesia
  • Bank koperasi: bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh perusahaan berbadan hukum koperasi
  • Bank asing: bank yang sebagian besar atau seluruh modalnya dimiliki oleh asing, baik swasta maupun pemerintah asing

Bank campuran: bank yang modalnya dimiliki swasta nasional Indonesia dan asing, dan pada umumnya sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta Indonesia.

Berdasarkan segi statusnya, bank diklasifikasi menjadi :
  1. Bank devisa adalah bank yang melaksanakan transaksi luar negeri atau transaksinya berhubungan dengan valas
  2. Bank syariah adalah bank yang penentuan harganya tidak menetapkan suatu tingkat bunga tertentu tetapi didasarkan pada prinsip-prinsip syariah. Pengklasifikasian bank ini tidak dapat secara kaku diterapkan saat ini, mengingat fenomena kepemilikan bank di Indonesia pasca krisis ekonomi 1998 sangat rumit

TUJUAN MANAJEMEN BANK

Tujuan Manajemen Bank Komersial yaitu memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Kekayaan pemegang saham diukur dengan nilai pasar saham & jumlah dividen tunai yang dibayar.

Nilai pasar saham bank bergantung pada tiga faktor antara lain :
  1. jumlah arus kas yang dibayar kepada para pemegang saham bank
  2. penentuan waktu arus kas
  3. risiko yang terlibat dalam arus kas

Dalam mencapai tujuannya, bank menghadapi sejumlah risiko, sehingga perlu mengelolanya dengan baik antara lain :
  • Risiko kredit: kemungkinan bahwa peminjam tidak memenuhi kewajiban2nya
  • Risiko tingkat bunga: kemungkinan bahwa tingkat bunga pasar berubah & tidak menguntungkan bagi bank
  • Risiko operasional: risiko yang berkaitan dengan munculnya problema yang berkaitan dengan penyerahan atau jasa suatu produk
  • Risiko likuiditas: risiko yang berkaitan dengan kemampuan bank untuk memenuhi penarikan dana, baik dari deposan maupun peminjam
  • Risiko harga: risiko yang berkaitan dengan pembentukan pasar, persetujuan, atau pengambilan posisi dalam sekuritas, derivatif, valas, atau instrumen keuangan lain
  • Risiko kepatuhan: risiko yang muncul dari pelanggaran hukum, peraturan, dsb
  • Risiko valas: risiko yang berkaitan dengan adanya perubahan kurs tukar valas yang dapat merugikan bank
  • Risiko strategik: risiko yang muncul dari pembuatan keputusan bisnis yang jelek yang berpengaruh negatif terhadap nilai bank
  • Risiko reputasi: risiko yang muncul dari opini publik atas bank. Opini negatif muncul dari pelayanan yang jelek, kegagalan melayani kebutuhan kredit masyarakat


Batasan - batasan yang dihadapi bank dalam mencapai tujuannya diklasifikasi menjadi :
  1. Batasan2 pasar, meliputi: kondisi ekonomi (tingkat pertumbuhan), & persaingan.
  2. Batasan2 sosial: sebagai inti dari sistem keuangan, bank ikut terlibat terhadap perekonomian yang sehat atas masyarakat yang dilayaninya
  3. Batasan2 hukum & peraturan, meliputi: batasan2 atas komposisi neraca, & batasan2 atas hubungan konsumen

FUNGSI BANK

Fungsi yang diemban oleh bank2 komer-sial, dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :
  1. Pembayaran yaitu penyelesaian transaksi keuangan. Sistem pembayaran juga melibatkan penyelesaian transaksi kartu kredit, perbankan elektronik, transfer kawat & aspek lain dalam pergerakan dana
  2. Intermediasi keuangan yaitu mendapatkan dana dari deposan & lainnya, & kemudian meminjamkan kepada para peminjam
  3. Jasa2 keuangan lain antara lain 1. menja-lankan aktivitas2 OBS, 2. aktivitas2 yang berkaitan dengan asuransi & sekuritas, & 3. jasa perbendaharaan

Aktivitas OBS: aktivitas - aktivitas yang dilakukan bank yang tidak dicatat pada neraca, tetapi aktivitas2 ini berpengaruh terhadap untung/ rugi, Bank menawarkan polis asuransi & menye-diakan jasa pialang. Bank menwarkan jasa pengelolaan dana.

SUMBER DAN ALOKASI DANA

Mayoritas sumber pembelanjaan bank umum adalah pinjaman jangka pendek, yang dihimpun dari masyarakat
Sumber sumber dana bank umum dapat dibagi menjadi tiga: 1. Deposito, 2. Pinjaman nondeposito, dan 3. Saham biasa dan laba ditahan.

secara jelas kewajiban & modal sendiri bank umum meliputi:
  • Giro: simpanan deposan yang penarikannya dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan menggunakan cek, saran perintahpembayaran lain, atau dengan pemindahbukuan.
  • Kewajiban segera lainnya: kewajiban yang segera harus dibayar
  • Tabungan: simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau bilyet giro
  • Deposito berjangka: simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian deposan dengan bank
  • Sertifikat deposito: simpanan dalam bentuk deposito yang sertifikat bukti penyimpanannya dapat dipindatangankan
  • Surat berharga yang diterbitkan: berupa surat pengakuan utang atau promes, wesel, dan obligasi
  • Pinjaman yang diterima: dari bank sentral berupa kredit likuiditas, fasilitas diskonto, & pinjaman dari bank lain
  • Pinjaman subordinasi: pinjaman yang diperoleh bank dari pihak terkait dengan bank atau dari pihak lain yang memenuhi persyaratan tertentu
  • Ekuitas: modal sendiri yang berasal dari pemilik. Alokasi dana yang dikumpulkan bank umum sebagian besar disalurkan sebagai pinjaman, sedangkan sebagian dalam bentuk aset2 lain

Secara umum susunan aset bank umum meliputi :
  • Kas dan Giro pada BI: pos ini digunakan untuk memenuhi penarikan dana oleh deposan & memenuhi likuiditas wajib minimum
  • Giro pada bank lain: biasanya pada bank besar untuk memperoleh fasilitas jasa-jasa tertentu. Simpanan ini berkaitan dengan pelayanan perbankan korespondensi
  • Penempatan pada bank lain: digunakan untuk meningkatkan pendapatan bank dengan mendayagunakan dana yang belum digunakan
  • Surat2 berharga: sebagai cadangan sekunder untuk mengoptimalkan pendapatan dengan memanfaatkan dana menganggur
  • Kredit yang diberikan: alokasi dana terbesar yang disalurkan kepada peminjam
  • Penyertaan: pada perusahaan lain dalam rangka penyelamatan & akan didivestasi setelah jangka waktu tertentu
  • Biaya dibayar di muka: semua komponen biaya operasional yang dikeluarkan lebih dulu
  • Aktiva tetap: tanah, gedung, kendaraan, dsb. Aktiva ini akan dialokasikan setiap tahun menjadi depresiasi
  • Aktiva sewa guna usaha: akumulasi aktiva yang diperoleh dari sewa guna usaha setelah dikurangi penyusutan
  • Aktiva lain-lain: aktiva selain yang digolongkan di atas, seperti emas, travelers, ceks valas yang dibeli/diambil alih, koin, valas

SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELUARAN

Pendapatan bank bersumber dari penjualan jasa-jasa, yang digolongkan menjadi jasa-jasa
  1. Perbankan individual: kredit konsumen, kredit hipotek perumbahan, kredit angsuran konsumen, pembiayaan kartu kredit, pembiayaan mobil & kapal, jasa-jasa perantaraan, kredit pen-didikan, dan jasa2 investasi keuangan individu.
  2. Perbankan kelembagaan: kredit untuk perusahaan2 non-keuangan, perusahaan2 keuangan, & pihak pemerintah
  3. Perbankan global: mencakup aktivitas yang luas meliputi pendanaan perusahaan dan jasa2 serta produk2 pasar modal dan valas
Sebagian besar aktivitas perbankan global menghasilkan pendapatan fee, bukan pendapatan bunga
Sumber pendapatan bank pada umumnya berasal dari :
  • Spread bunga: selisih antara bunga deposito dengan bunga penjaman yang disalurkan
  • Fee yang berasal dari jasa pembayaran, penyimpanan, perantaraan, sewa, dan penjaminan
  • Pendapatan dari fungsinya sebagai pialang & dealer pasar modal dan pasar valas. Pendapatan ini berupa fee pialang, dividen, bunga, dan keuntungan modal
  • Fee dari produk2 yang dikembangkan bank untuk mengelola risiko: kontrak derivatif

Biaya yang dikeluarkan oleh bank umum setiap periodenya meliputi:
  1. Biaya tenaga kerja
  2. Biaya dana yang dikumpulkan
  3. Biaya depresiasi atas peralatan lunak dan keras
  4. Biaya pajak
  5. Biaya operasional lainnya

Sumber :
Buku manajemen perbankan ll
penerbit Gramedia 2003